Pak Noer Kritis
Dirawat di RS Darmo, Kekurangan Natrium - Albumin
RPH Moh. Noer, 91, sesepuh Madura, kini tengah dirawat di Rumah Sakit (RS) Darmo Surabaya. Dalam dua hari terakhir, kondisi mantan gubernur Jawa Timur ini kritis hingga harus dipindah dari ruang rawat inap di paviliun VIP ke instalasi rawat intensif (ICU).
Tokoh Madura yang akrab disapa Pak Noer ini diopname di RS Darmo sejak 20 September lalu, tepat di Hari Raya Idul Fitri. Kesehatannya menurun sejak memasuki Ramadan.
Hingga berita ini ditulis, Pak Noer masih dirawat secara intensif di ICU. Sanak keluarga dan koleganya berdatangan untuk melihat secara langsung kondisinya di ruang ICU. Sayangnya, koran ini tak diperbolehkan mengambil gambar Pak Noer di ruang tersebut.
Beberapa cucu Pak Noer kemudian mengantarkan koran ini ke paviliun VIP nomor 57. Kamar tempat sesepuh Madura itu dirawat sebelum dipindah ke ICU.
Fenny Herawaty Noer, salah satu putri Pak Noer, menceritakan, kesehatan mantan bupati Bangkalan di era 1950 - an itu menurun akibat kekurangan asupan gizi di tubuhnya. Itu disebabkan pria berusia 91 tahun itu enggan meninggalkan ibadah puasa.
"Bapak sebenarnya tidak punya penyakit apa - apa. Sakitnya yang sekarang ini, menurut saya, lebih karena faktor usia," ungkap Waty - sapaannya. Dijelaskan, di usianya yang kian senja, asupan makanan Pak Noer semakin sedikit. Pola makannya berkurang karena fungsi pencernaannya juga menurun.
"Saat masuk bulan puasa kemarin itu Bapak sangat antusias untuk siam (puasa, Red). Beliau sama sekali tidak mau meninggalkan ibadah wajib itu," ujarnya.
Berpuasa tak membuat Pak Noer makan lahap di saat berbuka. Begitu terdengar azan Magrib, dia hanya menyantap sebuah kurma, es buah, dan sedikit makanan ringan. "Setelah itu bapak salat Magrib, Isa, lalu tarawih. Selesai tarawih bapak istirahat, bangun sahur, dan begitu seterusnya," tutur Waty.
Beberapa hari berpuasa kesehatan Pak Noer makin menurun. Genap berpuasa dua minggu, anak - anaknya kemudian meminta dia berhenti berpuasa. "Tapi Bapak menolak. Ke anak - anaknya dia bilang gini: Kalau saya tidak puasa, sapa yang menanggung dosa saya? Saya tidak bisa berhenti puasa," tegas Pak Noer seperti ditirukan Waty.
Sikap keras putra asli Madura itu akhirnya luluh setelah putra - putrinya berkonsultasi dengan tim dokter yang selama ini menjaga kondisi kesehatannya. "Meski beberapa anaknya dokter, Bapak tetap tidak mau berhenti puasa," tandas Waty. Namun, setelah dinasehati dr Abd Syukur, ketua tim dokter, akhirnya Pak Noer berhenti puasa di hari ke - 21 Ramadan. "Tapi, dia masih bersemangat untuk membayar fidyah - nya," ungkapnya.
Kondisi Pak Noer membaik hingga tutup Ramadan. Dia melaksanakan salat Idul Fitri berjamaah di Jalan dr Soetomo yang berdekatan dengan kediamannya. Pulang dari salat Id, Pak Noer menggelar open house untuk sanak saudara dan beberapa koleganya.
Saat menerima tamu, Pak Noer terlihat masih terus berupaya fokus memberikan nasihat - nasihat. Hanya, selama open house kondisinya kembali lemah. Dia hanya sesekali menemui tamu lalu tidur. Padahal, biasanya Pak Noer sangat bersemangat untuk bertemu anak cucu hingga cicitnya untuk bercerita, menasihati, dan menerangkan banyak hal.
"Kami anak - anaknya kembali berkonsultasi pada tim dokter. Hasilnya kami sepakat membawa Bapak ke rumah sakit ini," terangnya. Pak Noer tiba ke RS Darmo tepat pukul 14.00 di hari Lebaran.
Hingga kemarin (24/9) Pak Noer telah dirawat selama lima hari. Masuk ruang rawat inap di paviliun VIP selama dua hari, Pak Noer dipindah ke ruang ICU pada Selasa (22/9). Hasil pemeriksaan tim dokter, Pak Noer mengalami kekurangan natrium (zat garam) dan albumin. "Kata dokternya, ini baru pertama ada orang Madura kekurangan garam," tutur Waty.
Kemarin tim dokter juga meminta keluarga untuk mengadakan rapat terkait kondisi terakhir Pak Noer. "Mas maafkan saya, hasil rapat tadi off the record dulu ya. Bapak kelihatannya masih akan dirawat di ICU," kata Waty usai mengikuti rapat keluarga dengan tim dokter.
Pihak keluarga sangat berharap Pak Noer kembali sehat dan kembali beraktifitas. "Intinya kami sangat mengharap doa dari segenap warga Jawa Timur dan Madura khususnya. Mudah - mudahan Bapak diberi kesembuhan," harapnya. (nra/mat)
Baca juga:
Dijenguk Tokoh hingga Gubernur
Sumber: Jawa Pos, Jum'at, 25 September 2009
0 Comments:
Post a Comment
<< Home