Listrik Madura Masih Rawan

Pencarian Kerusakan Belum Tuntas, Butuh 1,5 Bulan

Pelanggan listrik di Madura masih harus sabar menunggu agar pasokan energi listrik kembali normal. Pascaputusnya kabel listrik bawah laut akibat terkena jangkar kapal KM Kirana III, Senin (4/1) lalu, hingga saat ini pencarian kerusakan belum tuntas.

Manajer Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) PT PLN Region Jatim dan Bali, Asep Burhan mengatakan, tim penyelam dan teknisi PLN masih melakukan pencarian titik kabel di laut yang putus. Hasilnya, hanya satu bagian kabel yang putus berhasil ditemukan, sedang bagian lainnya belum ditemukan.

Jika titik kerusakan telah ditemukan, pihaknya baru bisa melakukan perbaikan yang diperkirakan butuh waktu sekitar 1,5 bulan. Untuk tahap ini, ia melibatkan tim PLN Distribusi Jatim dan Pembangkitan Jawa Bali.

“Kita berusaha segera menyelesaikan perbaikan ini. Kami minta pelanggan PLN di Madura sabar,” papar Asep, Senin (11/1).

Soal biaya perbaikan kabel, Asep mengaku belum bisa memperkirakan karena masih dalampenghitungan. Informasinya sekitar Rp 12,5 miliar.

Ia mengatakan bahwa dana perbaikan maupun beban biaya pengoperasian listrik sementara ke Madura masih dalam proses pihak berwenang. “Kita tunggu hasil dari proses hukum,” tegas Asep.

Menurutnya, selama masa perbaikan kabel bawah laut, pihaknya mengandalkan satu sirkit kabel bawah laut berkapasitas 100 MW. Jaringan kabel ini mampu menyuplai kebutuhan sekitar 500.000 pelanggan di 4 kabupaten di Madura, di mana saat beban puncak mencapai 130 MW. Sedang kekurangannya dipasok dari PLTG di Gili Timur berkapasitas 2×17 MW.

“Dengan kondisi ini, terkadang saat beban puncak ada daerah yang padam. Namun saat ini kondisinya normal,” ujar Asep.

Ia menambahkan, PLN saat ini juga tengah menyelesaikan pemasangan dua sirkit kabel bertegangan 200 MW sepanjang 8 kilometer melalui jembatan Suramadu, yang dijadwalkan beroperasi Maret nanti. “Pengerjaannya sudah 80 persen,” tegasnya.

Corporate Speaker PT PLN Distribusi Jatim Agus Widayanto menjelaskan, untuk mengoperasikan PLTG itu dibutuhkan biaya cukup besar, mengingat bahan bakarnya menggunakan solar akibat ketiadaan pasokan gas. Bahkan diprediksi, alokasi dana selama perbaikan kabel bawah laut mencapai Rp 28,56 miliar.

Seperti diketahui, kabel listrik bawah laut milik PT PLN terkena jangkar KM Kirana III milik PT Dharma Lautan Utama (DLU). Kabel yang merupakan jaringan listrik interkoneksi Jawa Bali itu digelar di kawasan anchor free zone. Di kawasan ini kapal tidak dibolehkan lego jangkar.

Direktur Utama DLU Bambang Harjo mengatakan, cuaca buruk menyebabkan kapal terseret ombak sehingga jangkarnya memutus jaringan kabel PLN.

Karena itu, ia berharap PT PLN tidak begitu saja membebankan kerugian kepada DLU. “Seandainya harus membayar ganti rugi, ia berharap besarannya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan,” kata Bambang. (ndio)

Sumber: Surya, Selasa, 12 Januari 2010

Labels: , , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home