Pondok Pesantren Bata-bata Terbakar

Pemondokan Santri Ludes dan Gedung Perpustakaan Hancur

Pondok Pesantren Bata-bata, Palengaan, Pamekasan, pagi dini hari, Jumat (22/8), terbakar. Lima unit pemondokan atau tempat tinggal yang dihuni sekitar 500 santri, yang terdapat di Blok S komplek pemondokan itu ludes dilalap api. Bahkan api juga sempat menyambar bagian atap gedung Perpustakaan Al Majidiyah yang kebetulan menyambung dengan pemondokan santri.

Beruntung buku dan kitab-kitab berharga di perpustakaan itu bisa diselamatkan. Namun, buku, kitab, dan pakaian para santri yang ada di dalam lima unit pemondokan yang terbangun dari kayu itu habis hangus terbakar jadi arang. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, namun kerugian atas musibah yang menimpa pondok asuhan KH Abd Hamid Makhfud ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Salah seorang santri yang berhasil ditemui Surabaya Post mengatakan, santri yang mengetahui asal api yakni Moh Dahri, kejadian bermula sekitar pukul 02.30 dini hari. “Dia yang pertama kali bangun dan tahu ada api di bangunan pondok dekat perpustakaan. Lalu dia bangunkan santri lainnya untuk memadamkan api, namun apinya cepat menjalar sehingga sulit dipadamkan,” katanya.

Mengetahui ada kebakaran, semua santri dibantu masyarakat sekitar pondok bergotong royong memadamkan api dengan menggunakan air seadanya. Akhirnya, sekitar pukul 04.00, api bisa diblokir untuk tidak menjalar ke kawasan pemondokan santri lainnya. Namun semua barang barang milik santri yang meliputi, pakaian, buku dan kitab pelajaran semuanya ludes terbakar.

KH Hasan Abdul Hamid, putra pengasuh Pondok Pesantren Bata Bata mengatakan, hingga saat ini masih belum diketahui latar belakang penyebab kebakaran itu. Dia memperkirakan api menjalar dimulai dari kamar kosong dari pemondokan santri. “Jumlah kamar disini ratusan dan tidak berpenghuni semua karena sekarang banyak yang pulang liburan. Untungya tidak ada korban jiwa,” kata kia muda yang akrab dipanggil Lora Hasan ini.

Sepanjang berdirinya Pondok Persantren Bata-Bata, yang hingga kini tercatat memiliki sekitar 6.000 santri laki-laki dan perempuan, yang dibangun diatas lahan sekitar 5 ha ini, sudah dua kali mengalami kebakaran. Pertama pada 1980. Waktu itu sekitar 80% pemondokan santri ludes terbakar. Beruntung juga tidak ada korban jiwa pada saat itu.

“Saat itu saya masih kecil, usia saya mungkin baru 4 tahun. Kebakaran terjadi juga tepat bulan Agustus malam Jumat setelah baru selesai memeriahkan HUT kemerdekaan RI, sama dengan kebakaran saat sekarang, hanya tanggalnya berbeda. Jika 1980 lalu terjadi pada 25 Agustus malam Jumat, saat ini terjadi Kamis malam Jumat 22 Agustus,” ungkapnya. (mas)

Sumber: Surabaya Post, Jumat 22/08/2008

Kabar lain terkait kabar ini:
Pondok Pesantren Ta-bata Terbakar

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home