Kejar Deadline Suramadu

Butuh 15 Hari Tahap Akhir Jalan Akses

Terhitung hari ini, Jembatan Suramadu akan diresmikan 17 hari lagi. Sisa waktu itu juga berarti deadline bagi semua pihak yang terlibat secara teknis pengerjaan jembatan dan jalan aksesnya. Pihak Satuan Kerja Sisi Madura mengklaim butuh waktu 15 hari untuk menyelesaikan segala yang belum dikerjakan hingga hari ini.

Pantauan koran ini kemarin, dari titik nol akses di Kecamatan Burneh, masih terdapat beberapa bagian yang belum selesai. Tak bisa dipungkiri, di mulut akses saja terlihat masih berantakan. Traffic light sudah terpasang, namun belum menyala. Di beberapa sudut jalan masih terdapat material bangunan berserakan.

Lampu jalan di titik nol itu juga sudah terpasang. Namun, setelah masuk lebih jauh ke dalam akses, masih banyak lampu jalan belum terpasang. Hanya beton-beton untuk media pemasangan lampu yang ada di sepanjang jalan. Menurut pihak satker akses, lampu-lampu jalan itu sedikitnya berjumlah 181 unit.

Untuk jalan bisa dibilang nyaris tanpa cela. Maklum, jalan masih baru, mulus, dan rata. Di kilometer 5 (spidometer koran ini) dari mulut akses tampak beberapa pekerja tengah menimbun bagian tengah jalan. Sebab, jarak antara jalan dari dan menuju Suramadu tergenang air. Kemudian di kilometer 6,8 lampu-lampu jalan mulai terlihat lagi hingga kilometer 7,6.

Di antara kilometer 6,8 hingga 7,4 itu terdapat intersection dari arah timur dan barat. Arah timur adalah perlintasan dari Kecamatan Burneh, sedang arah barat merupakan perlintasan dari Kecamatan Tragah. Pertemuan empat perlintasan dari dan ke arah Suramadu serta dari Labang ke Tragah dan sebaliknya itu diatur dengan traffic light.

Melanjutkan perjalanan, di kilometer 8 ruas jalan lebih luas dibanding sebelum dan sesudahnya. Jika tak salah, ruas itu mungkin akan dipakai untuk rest area pengguna jalan. Beberapa menit kemudian, koran ini sampai di mulut jembatan tepat di kilometer 11,5 dari mulut akses. Sebagai catatan, berdasarkan pantauan koran ini, sepanjang jalan akses masih belum terdapat pembatas jalan. Sehingga memungkinkan peternak atau petani dengan bebas menyeberang atau berkendara di dua ruas jalan akses itu.

Sebelum sampai di mulut jembatan, di kilometer 11 terdapat beberapa pekerja tengah membangun pintu tol masuk jembatan Suramadu. Di sekitar pintu tol itu ada lahan kosong, yang menurut rencana, akan dibangun kantor pengamanan atau administrasi tol.

Info mengenai tolgate ini tak jelas karena satker sisi Madura mengaku hanya kedapatan tempat. Segala pembangunan fisik dan kebijakan nonfisik merupakan tanggung jawab pihak pekerja jembatan.

Di kantor satker koran ini menemui Sodikin dari bagian teknis akses Suramadu. Dijelaskan, hingga kemarin pihaknya masih terus mengerjakan tahapan - tahapan akhir. "Sampai saat ini kami masih terus mengerjakan kekurangan - kekurangan di jalan akses sisi Madura ini," jelasnya. Pekerjaan itu antara lain penyelesaian marka jalan di sepanjang 4 kilometer, pembersihan jalan, dan pemasangan 54 unit lampu jalan.

"Kalau menghitung hari seluruh pengerjaan itu akan selesai dan butuh waktu kurang lebih 15 hari," ujarnya. Waktu 15 hari yang dilontarkan pria asal Malang itu termasuk waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan 181 lampu jalan dan traffic light yang sudah terpasang.

"Untuk lampu - lampu kita masih menunggu konfirmasi dari PLN. Sebab, penerangan di sisi akses menjadi tanggung jawab wilayah masing - masing. Untuk penerangan jembatan nanti ada gardu sendiri," terangnya.

Mengenai kebutuhan listrik, Sodikin mengungkapkan, tiap unit lampu jalan membutuhkan 250 watt. "Jadi kebutuhan kita 250 watt dikalikan banyaknya lampu 181 itu. Kemarin kita ajukan per enam bulan biaya listriknya sebesar Rp 226 juta," paparnya.

Bagaimana dengan rambu dan sistem pengamanannya? Menurut Sodikin, sudah meng - coverĀ­ segala kebutuhan di sepanjang akses Suramadu. Seperti yang disinggung oleh Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Bangkalan Syaiful Djamal, sedikitnya ada 27 titik di akses Suramadu membutuhkan rambu-rambu. Yaitu, penunjuk arah, imbauan, larangan, dan anjuran.

"Kita sudah cover kebutuhan itu. Tapi barangnya belum datang. Kalau datang pun kita akan koordinasi dulu sebelum dipasang. Sebab, bisa jadi rawan hilang," tuturnya.

Karena berkaitan dengan pengamanan, hingga kemarin masih belum ada satuan khusus yang diajak kerjasama untuk keperluan tersebut. Namun, secara personal diakui sudah ada meski tak banyak.

Terkait pengamanan juga, monitoring system manual juga akan segera digarap. Ada tiga titik pos pengamanan, yaitu di mulut jembatan (tepatnya di pintu tol), titik 2.400 meter dari tol Jembatan Suramadu, dan di mulut akses wilayah Burneh. "Tiga titik itu nanti akan ditempatkan pos pengamanan. Sementara untuk pengamanan bawah jembatan nanti ada polairud (polisi air dan udara, Red) yang akan dibuatkan kantor juga," ungkapnya.

Kantor polairud diposisikan di bawah kaki Jembatan Suramadu. Sementara mereka akan menempati kontainer yang akan disetting jadi kantor.

Monitoring system dengan close circuit television alias CCTV juga akan dikerjakan. Selain berguna untuk memantau keamanan di tengah jembatan, sistem tersebut juga akan sangat berguna jika ada ban sepeda motor bocor di tengah jembatan. "Untuk pengamanan sistem CCTV itu mungkin nanti juga akan dibangunkan tempat," tegasnya.

Ditambahkan, hingga kini pihaknya tengah membahas dan mengevaluasi kondisi-kondisi yang mungkin terjadi di tengah jembatan. "Untuk ban sepeda motor yang bocor mungkin nanti akan dipandu ke jalan yang ada pintu akses ke ruas untuk mobil. Nah, setelah itu mungkin diangkut dengan kendaraan operasional sampai ujung jembatan," katanya mengira-ngira. (nra/mat)

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 24 Mei 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home