Kendaraan Roda Dua Boleh Lewat di Suramadu

Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto mengakhiri perdebatan soal boleh atau tidaknya sepeda motor melintasi jembatan Suramadu. Kemarin, dia menyatakan bahwa kendaraan roda dua boleh lewat di atas jembatan sepanjang 5, 438 km yang kini masih dalam tahap penyelesaian itu.

"Tidak ada masalah. Apalagi, dalam desain jembatan memang ada jalur untuk kendaraan roda dua," kata Joko ketika mengecek perkembangan fisik pembangunan Jembatan Suramadu kemarin. Pada kesempatan itu, Joko melihat secara keseluruhan detail jembatan. Bahkan, dia rela berjalan kaki menyusuri badan jembatan sejak dari sisi Surabaya hingga sisi Madura.

Untuk diketahui, polemik kendaraan roda dua di atas jembatan Suramadu muncul karena dua persoalan pokok. Pertama adalah status jembatan Suramadu yang sudah dipastikan menjadi jalan tol. Sedangkan penyebab kedua adalah keselamatan pengendara roda dua yang rentan terancam kecepatan angin di atas jembatan.

Joko mengakui bahwa peraturan pemerintah yang berlaku saat ini melarang kendaraan roda dua melintas di jalan tol. Untuk itu, pihaknya telah merancang jalur khusus di Jembatan Suramadu yang tidak termasuk jalan tol, namun tetap ada tarifnya. Dia menyebut jalur itu dengan istilah slow line. "Kalau memang perlu, akan kita terbitkan peraturan yang mengatur hal itu sebelum jembatan diresmikan," tuturnya.

Tentang kecepatan angin yang dikhawatirkan mengancam keselamatan pengendara motor, pemerintah juga berjanji membangun konstruksi penahan angin di jalur slow line. "Kami juga berencana memasang pendeteksi kecepatan angin yang dilengkapi peralatan early warning. Jadi setiap pengendara akan tahu kecepatan angin dan menyesuaikan laju kendaraannya," kata Asisten 2 Sekdaprov Jatim Chairul Djaelani yang ikut mengecek Jembatan Suramadu kemarin.

Pantauan Jawa Pos kemarin, lebar jalur slow line yang disediakan untuk motor sekitar dua meter. Kecepatan angin juga sangat berpotensi membahayakan pengendara motor yang melintasi jembatan Suramadu. Apalagi, posisi jalur motor berada di bagian paling tepi (kanan maupun kiri, red) jembatan. Pagar jembatan yang ada di jalur motor juga dibuat penuh lubang, sehingga memungkinkan embusan angin menerpa pengendara dengan cukup keras. "Rencananya, penahan angin akan kami tempatkan di lubang-lubang pagar tersebut," kata Chairul Djaelani.

Terkait masalah tarif, Djoko mengatakan bahwa saat ini tim pengkaji masih terus melakukan pembahasan. Namun dipastikan bahwa tarif untuk melintasi jembatan Suramadu tidak lebih mahal dari ongkos penyeberangan menggunakan Ferry.

Djoko juga memastikan bahwa pembangunan seluruh bagian Suramadu selesai pada akhir Mei. Saat peninjauan kemarin, proyek tinggal menyelesaikan pengecoran dan pengaspalan. "Pengecoran paling lambat 25 Mei, sisa waktunya digunakan untuk merapikan kondisi jembatan," ujar Djoko yang kemarin didampingi Gubernur Jatim Soekarwo.

Dijelaskan pula, peresmian Jembatan tidak akan menunggu Pilpres. "Awal Juni selesai kok. Mau diresmikan kapan, tanggal 10 atau 12 Juni?" kata Djoko pada wartawan.

Kondisi terakhir, proyek yang menelan dana 4,2 triliun itu memang tinggal menyisakan beberapa pengecoran. Bagian ujung jembatan di sisi Surabaya maupun Madura sudah dilapisi aspal dan dilengkapi markah. Pengerjaan jalur motor juga menyisakan beberapa bagian, terutama di bentang tengah.

Djoko juga buka-bukaan soal pengelolaan Suramadu ke depan. Menurutnya, pemerintah daerah dipastikan ada dalam tim pengelolaan, termasuk Pemkot Surabaya. "Semua pemerintah daerah pasti kita libatkan dalam tim pengelolaan jika Suramadu selesai. Saya jamin tidak ada sentralisasi untuk," ujar Djoko saat berada di sisi Madura.

Djoko sendiri kemarin datang meninjau Suramadu bersama Soekarwo dan beberapa pejabat Pemprov. Ia bersama rombongan menyusuri jembatan dari sisi Surabaya hingga mendekati Madura. Bahkan dia juga sempat meninjau kondisi akses masuk jembatan di Madura menggunakan mobil yang telah disiapkan. (gun/fat)

Sumber: Jawa Pos, Jum'at, 08 Mei 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home