Tuntut Hapus Jam Malam
Mahasiswa Ngeluruk Kantor Rektor
Sekitar 20 mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (Unijoyo), Bangkalan, menngelar unjuk rasa di depan kantor pusat rektor, Senin (23/3). Mereka menuntut penghapusan jam malam karena dinilai mematikan kreatifitas mahasiswa dalam berkarya.
Aksi unjuk rasa dimulai dengan mengelilingi fakultas yang ada di unijoyo. Mereka berputar-putar di halam kampus sembari membentangkan spanduk yang berisi kecaman dan kritikan terhadap pembantu rektor II yakni Slamet Subari.
Salah satu isi dari spanduk tersebut bertuliskan Kebijakan PR II Membunuh Kreativitas Mahasiswa dan Hapus Jam Malam. Pengunjuk rasa memblokir pintu masuk kampus unijoyo hingga satu jam. Akibatnya, mahasiswa yang mau keluar maupun masuk tidak bisa menembus pendemo. Pendemo lalu bergeser ke kantor pusat rektor.
Koordiantor lapangan, Ervandi dalam orasinya mengatakan, bangsa Indonesia butuh perubahan yang signifikan dalam memajukan negaranya, peran terbesar untuk melakukan hal itu adalah pemuda itu sendiri.
“Mahasiswa sebagai bagian intelektual pemuda sudah barang tentu memajukan bangsa ini lewat daya kreatifitas yang terbangun dalam berorganisasi, hal itu haruslah didukung sepenuhnya,” teriak Ervandi.
Namun, sambung Ervandi, kreativitas tersebut dibunuh oleh pihak kampus karena diberlakukan jam malam. Sehingga mahasiswa yang akan mengeluarkan ide-ide cemerlang saat malam hari tidak bisa menetas.
Pasalnya, mahasiswa hanya diperbolehkan berada dikampus hanya sampai pukul 22:00 wib. Padahal, dalam durasi waktu itu mahasiswa disibukkan dengan aktivitas kuliah lainnya.
“Kami meminta bubarkan jam malam dan turunkan PR II selaku pembuat kebijakan yang tidak becus. Serta segera ganti PR II,” tegasnya.
Sementara itu, PR II Unijoyo, Slamet Subari mengatakan, pihaknya tidak bisa mengabulkan tuntutan mahasiswa yang mengingan tentang penghapusan jam malam. Ia mengaku, hal itu diambil kampus untuk kebaikan bersama.
Slamet juga menambahkan, jika ada mahasiswa yang ingin bermalam di kampus boleh-boleh saja asalkan melalui prosedur yang berlaku. Sehingga akan tercipta suatu universitas yang aman dan tertib.
“Bagi mahasiswa yang ingin bermalam di kampus silahkan, asalkan melalui mekanisme yang berlaku,” ungkap Slamet dihadapan mahasiswanya.
Meresa tuntutannya tidak dikabulkan, mahasiswa mengancam akan melakukan mogok belajar selama satu minggu. Dan mereka mengancam akan melakukan unjuk rasa yang lebih besar lagi. (Syaiful Islam)
Sumber: pulau-madura.com Senin, 23-3-2009
0 Comments:
Post a Comment
<< Home