Suramadu Tuntas, Sub Terminal Dibangun

Seiring bakal rampungnya pembangunan Jembatan Surabamdu, Pemkot Surabaya berancang-ancang membangun dua sub terminal pada pertengahan tahun ini. Dua sub terminal itu masing-masing berada di Tambak Wedi dan Keputih.

Sub terminal Tambak Wedi yang berada di Kecamatan Kedung Cowek dibangun mulai pertengahan 2009. Terminal itu dibangun sebagai pengganti terminal lama yang berada di Kenjeran. “Nantinya sub terminal Tambak Wedi tersebut bisa dipakai sebagai transit warga yang akan bepergian dari Surabaya ke Madura lewat Jembatan Suramadu,” tutur Irvan Wahyudrajad, Kabid Sarana dan Prasarana Transportasi Dishub Surabaya, Senin (12/1).

Keinginan memiliki sub terminal di Kedung Cowek cukup beralasan, karena selama memanfaatkan sub terminal di Kenjeran, Dishub harus menyewa lahan Rp 50 juta per tahun. Lahan yang dipakai adalah milik TNI AL.

Kini terkait rencana itu, pihaknya mulai membuat Detail Engineering Design (DED) yang akan dilelang pada Januari-Februari dengan nilai Rp 70 juta. “Saya perkirakan, Juni 2009 sudah mulai pembangunannya,” ujarnya.

Sub terminal Tambak Wedi ini luasnya satu hectare. Rencananya 7.000 meter persegi dipakai untuk fasilitas umum (fasum) dan sisanya 3.000 meter persegi dipakai sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Lahan di Tambak Wedi ini luasnya tujuh kali lipat dibandingkan di Kenjeran yang hanya 780 meter persegi saja.

Sedangkan sub terminal Keputih, dibangun di sekitar lahan pembuangan akhir (TPA) Keputih juga pada 2009 ini. Terminal ini sebagai pengganti pangkalan Keputih, yang kondisinya semrawut.

“Karena statusnya pangkalan, maka banyak angkot yang sering mengganggu kelancaran lalu lintas. Karena itu perlu dibuat sub terminal,” ujarnya. Hanya saja, terkait pembangunan itu saat ini pihaknya masih mencari lokasi yang tepat.

Ketua Komisi C DPRD Surabaya Armudji mengatakan pembangunan dua sub terminal itu tak semuanya efektif. Menurutnya hanya sub terminal Tambak Wedi saja yang efektif karena dekat Jembatan Suramadu.

Namun untuk sub terminal Keputih, tidak efektif. “Itu kan jauh dari keramaian. Khawatirnya orang jarang yang mau naik dari sub terminal itu,” pungkasnya. sda

Sumber: Surya, Selasa, 13 Januari 2009

0 Comments:

Post a Comment

<< Home