Rawan Gelombang Pasang

Sembilan Kecamatan di Garis Pantai

Beberapa kecamatan di Kabupaten Bangkalan dikategorikan rawan bencana. Berdasarkan pemantauan satelit oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) yang disampaikan kepada Badan Kesbang Pol dan Linmas Bangkalan, ada sembilan kecamatan di pesisir pantai rawan gelombang pasang.

Sembilan kecamatan itu berada di garis pantai di sisi utara, barat, maupun selatan Madura. Yakni Kecamatan Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis, Arosbaya, Bangkalan, Socah, Labang, Kwanyar, dan Modung.

"Sebenarnya ada 10 kecamatan yang berada di garis pantai Kabupaten Bangkalan. Tapi satu kecamatan, yakni Kecamatan Kamal tidak masuk pada peta rawan gelombang pasang," kata Kepala Bakesbang Pol dan Linmas Bangkalan, Drs H Achmad Fauzan MM saat dikonfirmasi wartawan koran ini.

Gelombang pasang itu terjadi karena air laut pasang berada di atas ambang batas normal. Sehingga, air laut akan naik hingga ke daratan. Rentang waktunya diperkirakan terjadi pada Desember 2008 hingga April 2009.

Selain gelombang pasang, tiga kecamatan juga masuk kategori rawan banjir. Yakni Kecamatan Blega, Arosbaya, dan Klampis. Namun, tiga kecamatan itu merupakan daerah langganan banjir ketika puncak musim hujan.

"Untuk banjir kategori ringan perlu diantisipasi pada Desember ini. Untuk banjir kategori menengah, berdasarkan analisa satelit diperkirakan Januari," urainya. Tapi, lanjut Fauzan, banjir di tiga kecamatan itu tidak sampai masuk pada kategori tinggi.

Di samping itu, wilayah Bangkalan juga rawan terjadinya bencana yang disebabkan angin puting beliung. Lokasinya rawan sapuan angin ribut itu diperkirakan merata. Namun, yang perlu diwaspadai tujuh kecamatan. Yakni Kecamatan Burneh, Tanah Merah, Galis, Socah, Kamal, Kwanyar, dan Modung.

Sedangkan tanah longsor juga dimungkinkan terjadi di daerah perbukitan. Yakni di Kecamatan Konang, Kokop, Geger, dan Galis. "Ini (daerah rawan bencana, Red) kan hasil analisa BMG. Jadi, tetap perlu diwaspadai," paparnya.

Mengenai antisipasi yang sedang dilakukan adalah peningkatan koordinasi dengan instansi terkait. Termasuk menyiapkan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing instansi jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk penanganan korban bencana.

Sedangkan personel di lapangan, juga disiapkan tenaga terlatih yang sudah menjalani pelatihan khusus penanganan bencana. "Saat ini ada 600 personel terlatih yang tersebar di unit kerja serta kecamatan-kecamatan," papar Fauzan. Dalam penanganan korban bencana alam, pemkab juga melibatkan TNI dan polri dalam mengatasi tanggap darurat. (tra)

Sumber: Jawa Pos, Kamis, 11 Desember 2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home