Masa Tanam Tembakau Molor

Areal Naik 549 Hektare, Produksi Ikut Naik


Pamekasan, Jawa Pos - Masa tanam tembakau tahun 2007 dipastikan molor dari waktu yang diperkirakan. Jika semula masa tanam diperkirakan dimulai akhir April, namun hingga awal bulan Mei masa tanam belum dimulai. Sekalipun sudah ada yang memulai menanam, namun jumlahnya relatif kecil.


Molornya masa tanam tembakau 2007 ini diduga terkait sejumlah faktor. Di antaranya, kondisi cuaca dan iklim yang tidak menentu, maupun keterlambatan masa panen komiditi sebelumnya seperti tanaman padi.


Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pamekasan M. Zainal Aripin membenarkan molornya masa tanam tembakau 2007. Menurutnya, molornya masa tanam akan berpengaruh pada rentang waktu masa panen tembakau. "Seharusnya bulan September sudah tuntas masa panen. Namun, kalau masa tanam lambat, masa panen tidak menutup kemungkinan juga terlambat," katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, kemarin siang.


Berdasarkan pantauan tim dishutbun, ungkap Zainal, saat ini warga yang telah memulai masa tanam masih relatif kecil. "Diperkirakan, hingga saat ini, warga yang memulai masa tanam tidak lebih dari 2 persen dari total areal secara keseluruhan," tukasnya.


Adapun proyeksi tembakau 2007, luas arealnya diperkirakan mencapai 31.367 hektare atau meningkat 549 hektare dibanding tahun 2006 yang mencapai 30.818 hektare. Sedangkan produksinya, tahun 2007 diperkirakan mencapai 18.802, 2 ton, naik dari tahun 2006 yang mencapai 17.947 ton.


Mengenai proyeksi mutu tembakau, jelas Zainal, pihaknya tetap optimistis akan sangat bagus. Sebab, tembakau dari Madura, khususnya dari Pamekasan, memiliki corak yang khas dan sangat diperlukan pabrikan.


Namun demikian, petani secara umum harus benar-benar memperhatikan teknik budidaya tembakau. "Selama petani mengikuti anjuran dari dishutbun untuk menanam tembakau sesuai dengan teknik budidaya yang benar, saya yakin kualitasnya akan sangat bagus," tukasnya.


"Selain itu, tentunya, kualitas ini juga menyangkut situasi dan kondisi iklim. Namun, selama iklim juga bagus, kualitas juga akan sangat bagus. Karena itu, petani kita imbau agar benar-benar memperhatikan teknik budidaya yang baik dan benar," tambahnya.


Zainal menambahkan, petani tembakau hendaknya jangan mendahulukan masalah harga. Sebab, harga tembakau akan menyesuaikan kualitas. "Kalau kualitasnya memang bagus. Saya kira, harganya juga akan ikut bagus," pungkasnya. (zid)


Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 12 Mei 2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home