Desak Amdal Ditinjau Ulang

Ekplorasi Migas Diduga Penyebab Sumur Warga Bau

Sumenep, Jawa Pos - Warga yang berada di sekitar pengeboran minyak dan gas (migas) di Desa Sadulang Besar dan Desa Sepanjang, Kecamatan Sapeken, mendesak pemerintah untuk meninjau ulang hasil analisis dampak lingkungan (amdal) ekplorasi migas di kecematan kepulauan tersebut. Masalahnya, setahun belakangan ini, masyarakat setempat sangat kesulitan untuk mendapatkan air yang bersih dan tawar.

Itu karena sumur-sumur milik warga mulai berbau dan rasanya asin. Mereka menduga, sumur-sumur itu tidak dapat digunakan lagi karena terkena dampak eksplorasi yang dilakukan perusahaan migas PT EMP Kangean Ltd tersebut.

Keluhan itu diungkapkan anggota DPRD Sumenep asal kepulauan, Bahrus Surur, kepada koran ini. Dia mengaku banyak menerima laporan tersebut dari masyarakat setempat dan kepala dusun bahwa sumur-sumur warga sudah tidak bersih dan berbau.

"Menurut kepala dusun, dari beberapa sumur yang ada di daerahnya, hanya ada 2 sumur yang masih bisa dipergunakan oleh masyarakat," ungkapnya. Selain itu, pohon kelapa yang biasanya tumbuh subur dan berbuah, kini mulai banyak mengering daunnya.

Ketika dia mengecek ke lapangan, kata dia, memang banyak pohon kelapa yang daunnya mengering dan jarang buahnya. "Sehingga, produksi kelapa di daerah itu turun sampai 60 persen," katanya. Sedangkan di daerah Sepanjang, sambungnya, tongkol pohon pisang banyak yang berwarna hitam dan membusuk.

Mereka menduga, kejadian itu akibat adanya eksplorasi migas yang dilakukan PT EMP Kangean Ltd. Karena itu, Bahrus Surur mendesak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Sumenep untuk meninjau ulang amdal dari ekplorasi migas di kepuluauan tersebut. Sebab, jika tidak dilakukan, dia khawatir masyarakat akan semakin sengsara akibat dampak dari ekplorasi tersebut.

"Ini sangat terkait dengan kehidupan dan perekonomian masyarakat di sana. Jadi, perlu ada tindakan konkret yang tegas, apakah memang benar ini akibat eksplorasi. Makanya, amdalnya perlu ditinjau ulang," harapnya.

Sementara itu, Plh Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Sumenep, Ir Abdul Mutallib, ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya berjanji akan mengeceknya. Apakah kejadian tersebut memang akibat alam atau amdal dari ekplorasi migas yang tidak beres.

Jika baunya sumur dan keringnya pohon kelapa warga setempat akibat eksplorasi migas, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Alasannya, yang mengeluarkan izin amdal kepada perusahaan migas itu adalah pemerintah pusat. "Kita akan proaktif untuk mengetahui kejadiannya. Kita akan minta tolong Pak Camat (camat Sapeken, Red)," tandasnya.

Namun demikian, dia menjelaskan, setiap 6 bulan ada evaluasi dan laporan amdal. Dari laporan itu, amdal ekplorasi migas di Kecamatan Sapeken itu masih baik. (zr)

Sumber: Jawa Pos, 18/05/2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home