Potret Sukses Desa Mortajih

Sukses Jalankan Program Polmas, Diusulkan Jadi Desa Unggulan

"POKOKNYA saya minta persoalan air ini segera diselesaikan. Sebab, ini menyangkut hajat hidup orang banyak disini," ujar Suliman, warga Desa Mortajih, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. Pernyataan itu disampaikan menanggapi pernyataan tetangganya yang berseberangan dengan dirinya terkait salah paham soal pengairan.

"Tetapi, kalau pemilik lahan masih bertahan tanpa mau kompromi tidak akan selesai-selesai persoalan ini," jelas tokoh setempat yang mencoba menengahi. "Saya mau saja kompromi, asalkan Suliman juga berkompromi. Dengan catatan, airnya diatur dengan baik karena sama-sama membutuhkan di musim tanam tembakau ini," kata Marto, warga yang bersalah paham dengan warga Suliman.

Kemudian, kedua belah pihak mendapat pencerahan dari Forum Kemitraan Perpolisian Masyarakat (FKPM) setempat. Intinya, agar kedua belah pihak sama-sama mengalah terkait pembuatan saluran air untuk menyirami tembakau yang sama-sama melewati saluran drainase kedua pihak.

Lalu, oleh FKPM dibuatkan surat kesepakatan untuk berdamai dan tidak akan memproses hukum. Dengan sepengetahuan polmas (perpolisian masyarakat) dan kepala desa setempat, akhirnya persoalan saluran air yang sempat berbuntut saling ancam itu tuntas.

Cerita tersebut salah satu penggal saja dari dialog penyelesaian konflik air warga Desa Mortajih yang diselesaikan oleh FKPM setempat. Dialog tersebut diperagakan oleh warga setempat di depan Kapolwil Madura, Kombes Pol Badrun Aripin, disela-sela peresmian polmas beberapa waktu lalu.

Penggalan dialog tersebut mengesankan adanya peran penting dari FKPM dalam menangani persoalan ditingkat bawah. FKPM sebagai organisasi kemasyarakatan yang independen ternyata mampu menyelesaikan persoalan. Khususnya, menyangkut persoalan tindak pidana ringan (tipiring).

Kapolres Pamekasan, AKBP R. Adang Ginanjar S., menjelaskan, FKPM dibangun atas dasar kesepakatan bersama masyarakat yang bertujuan membantu persoalan ditingkat bawah (desa). "Setelah membantu dengan musyawarah, FKPM bersama-sama polmas membuat kesepakatan agar suatu persoalan tidak sampai proses hukum. Namun, catatannya menyangkut kasus tipiring," katanya.

"Sedangkan polmas sendiri merupakan anggota polisi dari polsek setempat yang bertugas sebagai babinkamtibmas. Makanya, polmas berperan dalam menyelesaikan secara kekeluargaan, namun tetap prosedural dan mengacu pada ketentuan," imbuh kapolres.

Untuk konteks Pamekasan, sambung perwira kelahiran Tasikmalaya ini, Desa Mortajih merupakan pilot project polmas. Sebab, selain sudah memiliki kelengkapan dari segi fisik dan administrasi, Desa Murtajih termasuk salah satu desa yang diunggulkan dalam lomba desa se Jawa Timur. "Di Murtajih hanya pilot project yang sudah bagus tentunya. Di tempat hanya belum ada tempat saja," tandasnya.

Pemilihan Desa Murtajih sebagai pilot project polmas memang cukup berasalan. Sebab, selain dinilai memiliki kelengkapan sarana dan prasarana, polres juga melihat program polmas dapat berjalan masif di desa setempat lantaran kondisi warganya yang relatif dinamis.

Apalagi, Desa Mortajih memang termasuk salah satu desa yang diusulkan menjadi desa unggulan se Jawa Timur dalam lomba desa tahun 2007. Sebelumnya, Desa Mortajih pernah menjadi juara harapan Jawa Timur dalam lomba desa. "Selain itu, SDM dan sarana prasarananya sudah mendukung. Semua program pemerintah juga berjalan lancar," ujar Sekkab Pamekasan Djamaludin Karim.

Sementara, Kepala Desa Mortajih, M. Rai, kepada wartawan mengatakan, pihaknya siap untuk mengawal program polmas. Menurutnya, program polmas akan menambah semangat bagi warga setempat menjadi desa unggulan tingkat nasional.

"Berbagai sarana dan prasarana sudah tersedia. Polmas menambah kekuatan kami menuju desa unggulan nasional," katanya. "Kami berterima kasih dipercaya kepolisian dan pemkab. Sesuai komitmen, kita akan terus melakukan pengembangan dan menjalankan program yang sudah dicanangkan," pungkasnya. (akhmadi yasid)

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 18 Feb 2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home