Pembakaran Pesantren Tajul Muluk Didahului Isu

Asyura Syiah di Indonesia (sumber: antara)


Berselang beberapa jam sebelum aksi pembakaran Pesantren Tajul Muluk terjadi, telah beredar kabar adanya ancaman tersebut.

Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Kuasa Hukum Ahlul Bait Indonesia (ABI) Jawa Timur Moh Hadun Haddar, hari ini, di Jawa Timue, saat dihubungi Beritasatu.com melalui sambungan telepon.

"Ada isu yang berkembang sebelumnya bahwa pesantren dan rumah Ustad Tajul Muluk akan dibakar berikut orang-orangnya. Makanya, kami sempat melaporkan ke kepolisian adanya isu tersebut. Tapi, ternyata tidak ada respons sama sekali dari kepolisian, sampai akhirnya aksi tersebut pun terjadi," tuturnya.

Akibat aksi kebakaran tersebut, Hadun mengatakan, tidak ada yang tersisa dari bangunan pesantren maupun rumah Ustad Tajul Muluk. Semua, menurut dia, sudah rata dengan tanah. Walau demikian, dia bersyukur, insiden tersebut tidak menelan korban jiwa.

Pelanggaran HAM

Lebih jauh, Hadun juga menyesalkan respons kepolisian terhadap serangkaian ancaman yang menimpa pengikut Syiah di Sampang, Jawa Timur.

Menurut dia, ancaman bagi warga Syiah di kawasan tersebut sudah terjadi sejak sekitar enam bulan lalu.

"Saat itu, pemda setempat bahkan sudah turun tangan. Diputuskan dalam pembahasan sejumlah pihak bahwa Ustad Tajul Muluk diminta keluar dari Jatim sampai situasi mereda. Ustad saat itu mematuhi putusan tersebut," katanya.

Namun yang terjadi, Hadun mengatakan, aparat justru tidak menindaklanjuti penanganan terhadap persoalan tersebut. Sehingga, kata dia, saat akhirnya Ustad Tajul Muluk kembali ke pesantrennya, Rabu (28/12), karena hendak menjenguk anaknya yang sakit, justru aksi anarkistis itu terjadi.

"Saya menilai, permintaan aparat agar Ustad meninggalkan Jawa Timur adalah bentuk pelanggaran HAM," pungkasnya. (Ratna Nuraini)

Sumber: Berita Satu, Kamis, 29 Desember 2011

Labels: , , , , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home