Minyak Atsiri Jadi Komoditi Baru

Minyak atsiri yang merupakan salah satu komoditi yang memiliki potensi besar mulai dilirik investor. Jenis minyak ini terbuat dari tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga.

Kini Pemerintah Kabupaten Pamekasan, berencana akan mengembangkan produksi minyak atsiri untuk memenuhi kebutuhan pasar minyak dunia. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Bambang Edy Suprapto, menjelaskan, minyak atsiri itu direncanakan akan diproduksi dari tanaman tembakau.

"Kami telah melakukan penelitian tentang minyak atsiri dari daun tembakau ini dan ternyata berhasil," jelas Bambang.

Dalam melakukan uji coba laboratorium tentang minyak atisiri tersebut, pemkab bekerja sama dengan Universitas Trunojoyo (Unijoyo) Bangkalan. Hanya saja, sambung Bambang yang perlu dikaji oleh pemerintah adalah nilai ekonomisnya.

"Ini penting dilakukan, karena jika secara ekonomis ternyata kurang, maka tentunya tidak bisa dikembangkan," tambah Bambang.

Setidaknya ada 70 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di antaranya diproduksi di Indonesia, dan hanya sebagian kecil saja yang diusahakan di negeri ini. Diperkirakan kebutuhan akan minyak ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk dunia.

Banyak kegunaan minyak atsiri. Selain sebagai bahan baku minyak wangi, minyak wangi, komestik dan obat-obatan, juga digunakan sebagai kandungan dalam bumbu maupun pewangi.

Tidak hanya itu saja, industri komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum, termasuk industri makanan sebagai penyedap atau penambah cita rasa.

Demikian juga dengan industri farmasi juga menggunakan minyak atsiri sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida.

Komoditi minyak atsiri banyak dikembangkan oleh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jepang, Jerman, Swiss, Belanda, Hongkong, Irlandia dan Kanada.

Seperti Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur dengan nilai penjualan hingga mencapai 1 juta dolar AS. (pam)

Sumber: Surabaya Pagi, 2011-01-18

Labels: , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home