Tebar Kekhawatiran ke Warga

Pasca Penyerahan Aris

Kehadiran Aris, tersangka teroris yang menyerahkan diri ke polisi tidak hanya berdampak pada Yayasan Salsabila, lembaga tempatnya tinggal. Tapi juga menebar kekhawatiran di kalangan masyarakat Sumenep, khususnya Desa Pabian.

Tidak sedikit warga yang mengaku khawatir masih adanya jaringan Aris di Sumenep. Jamaludin, warga Desa Pabian contohnya. Menurut pria yang mengaku berusia 38 tahun ini, kekhawatirannya sangatlah beralasan. Sebab, sambungnya, Aris cukup lama tinggal di Sumenep.

"Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Bisa saja dia sudah memiliki anggota baru dalam melanjutkan perjuangan teman - temannya," tutur lelaki yang sehari - hari bekerja sebagai satpam itu.

Ditanya mengenai karakteristik warga Pabian, Jamaludin menolak jika dia dan warga lainnya dikatakan terlalu terbuka kepada orang asing. Sebab, sambung dia, biasanya warga teliti untuk menerima orang baru.

"Aparat desa semestinya bertanggung jawab kenapa bisa memasukkan orang yang belum jelas asal usulnya," tuturnya.

Meski saat ini Aris sudah jelas berada di bawah pemeriksaan Densus 88 di Mabes Polri, Jamaludin mengaku belum percaya jika Yayasan Salsabila telah dijadikan tempat persembunyian Aris sejak tahun 2006. Sebab, menurut dia, keberadaan Yayasan Salsabila bukanlah di tempat terpencil ataupun jauh dari jangkauan lembaga hukum. Menurutnya, Jalan Payudan Barat No. 3 sangatlah dekat dengan kantor Polres, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri dan Rumah Tahanan Sumenep.

"Ya aneh lah, soalnya di sana ada banyak sekolah, dan kantor - kantor penegak hukum. Semestinya teroris takut dekat - dekat ke sana," ungkap warga lainnya yang bernama Misbah.

Untuk diketahui, Jalan Payudan Barat merupakan jalan yang menghubungkan antara jalan KH Moh. Mansyur dengan Jalan Urip Sumoharjo. Kurang lebih 50 meter sebelah utara yayasan tersebut terdapat gedung Pengadilan Tinggi (PN).

PN sendiri berdampingan dengan Rumah Tahanan Sumenep yang berada di Jalan KH Moh. Mansyur. Tidak hanya itu, di jalan yang sama juga berdiri gedung Kejaksaan Negeri Sumenep.

Sementara itu, di sepanjang jalan Payudan Barat sendiri lebih banyak gedung kelembagaan daripada rumah warga. Di sana, terdapat gedung Badan Pertanahan Nasional Sumenep serta dua gedung sekolah negeri.

Di ujung Jalan Payudan, tepatnya sudut jalan yang menghubungkan Jalan Payudan dengan Jalan Urip Sumoharjo terdapat kantor Satlantas. Dimana satlantas sendiri berseberangan dengan Polres Sumenep.

Jika diperkirakan, jarak dari Polres ke Yayasan Salsabila hanya sepanjang 500 meter. Sedangkan dari satlantas berksisar 400 meter. Sementara itu, jarak dari gedung kejari dan rutan ke yayasan itu, tidak lebih dari 100 meter. Dan yang terdekat adalah gedung PN yang hanya dipisahkan oleh jalan dan satu petak tanah kosong.

Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Desa Pabian Ibnu Rasul membantah apabila warganya diresahkan oleh kejadian Aris. Sebab, sambung dia, ketika berada di wilayahnya, Aris tidaklah sembunyi - sembunyi.

"Selama di sini (Pabian, Red.) Aris tidak mengurung diri di lembaga itu. Dia tinggal juga di kos - nya uang berada di Jalan Satelit," ungkap Rasul melalui sambungan telepon.

Dikatakan, saat ini dirinya sudah membenahi administrasi kewargaan di kantor desanya. Khususnya menyangkut data warga yang tinggal di pondok pesantren. "Saya sudah menegur pihak lembaga agar langsung mengurus surat - surat kependudukan, baik santri atau warga luar lainnya yang hendak tinggal di Pesantern mereka," terangnya. (c14/ed)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 12 Oktober 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home