Pipa Minyak Bocor

29 Pulau Terancam Tercemar

Bocornya pipa eksploitasi minyak di Desa Sepanjang, Kecamatan Sapeken, Sumenep, hingga kemarin (29/9) membuat masyarakat sekitar resah. Pasalnya, kebocoran yang terjadi Kamis (17/9), sekitar pukul 04.00, itu mengancam 29 pulau di Sapeken tercemar.

Pipa yang bocor menghubungkan antara tangker dengan sumber pengeboran di tengah laut yang berjarak sekitar 5 kilometer. Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, upaya pembersihan di pulau yang memiliki 53 ribu jiwa yang dilakukan PT Kangean Energi Indonesia (KEI) belum optimal. Sehingga, memaksa warga yang mata pencahariannya kebanyakan sebagai nelayan mogok kerja.

Dulsiam, anggota DPRD Sumenep, mengatakan, pembersihan gumpalan minyak mentah yang bersumber dari pipa di sekitar tangker di pesisir pantai Desa Sepanjang hingga kemarin masih banyak yang tersisa.

"Saya menghubungi Hamsuri (kepala Desa Sepanjang, Red), katanya masih banyak sisa gumpalan minyak mentah yang masih tersisa. Sehingga banyak warga yang khawatir tidak bisa melaut dalam waktu yang cukup lama," katanya kemarin.

Pimpinan PT KEI N. Tjandroso Djalu menepis upaya pembersihan minyak mentah yang tumpah ke laut yang dilakukan perusahaannya setengah hati. Dia mengaku bersama warga sekitar sudah membersihkan tumpahan minyak itu. "Kami sudah menyisir ke wilayah yang dianggap terjangkau gumpalan minyak. Dan, sekarang 100 persen dipastikan bersih," klaimnya.

Apakah pencemaran minyak mentah tidak merusak ekosistim di laut? Djalu belum memastikan. Alasannya, masih dilakukan analisa air laut oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumenep bersama instansi terkait lainnya.

"Hari ini (kemarin, Red) mereka baru kembali dari Sapeken untuk mengambil sampel air laut. Kami masih menunggu hasil analisis yang diujikan di laboratorium oleh mereka," ujarnya.

Lalu, apa kontribusi yang diberikan kepada warga Sapeken? Djalu memastikan tidak perlu. Menurut dia, KEI sudah melakukan koordinasi dengan warga Desa Sepanjang. "Kami juga sudah koordinasi dengan tokoh masyarakat," akunya.

Sementara Kepala BLH Sumenep Abd. Mutholib Siraj hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi. Terutama terkait dengan upaya dari tim BLH yang diturunkan ke Sapeken untuk pemantauan dan pengambilan sampel. (uji/mat)

Sumber: Jawa Pos, Rabu, 30 September 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home