Kena Getahnya

Yayasan Salsabila Pasca Penyerahan Aris

Status Aris sebagai DPO (daftar pencarian orang) Densus 88 yang akhirnya menyebabkan pria kelahiran Temanggung 27 Januari 1986 itu menyerahkan diri pada 2 Oktober lalu memberi banyak dampak kepada Yayasan Salsabila tempat dia mengajar.

Hal tersebut disampaikan langsung pengasuh Yayasan, Warsito W.S., kepada Koran ini, dia mengaku dirugikan dengan adanya salah satu guru yang diduga sebagai teroris dan saat ini menjalani pemeriksaan di Jakarta.

Menurut dia, kerugian yang dialami oleh lembaganya cukup banyak. Diantaranya, sambung dia, mulai adanya wali murid yang ingin mengeluarkan anaknya dari lembaga pendidikan yang dibinanya sejak 1994 lalu.

Selain itu, Warsito juga mengatakan jika donatur yang selama ini menjadi sumber pendanaan dalam kegiatan pendidikan mulai ada yang pergi. Bahkan, sambung dia, yang paling menyakitkan adalah munculnya isu-isu negatif.

"Bahkan setelah kejadian ini, muncul isu apabila uang yang dikeluarkan oleh para donatur dan wali santri digunakan untuk pendanaan pengeboman," ungkapnya ditemui di lembaga binaannya yang berada di Jalan Payudan Barat No. 3 itu.

Ditanya mengenai upaya yang dilakukannya, Warsito mengaku saat ini pihaknya sudah berupaya menjelaskan hubungan Yayasan Salsabila dengan Aris yang sebatas lembaga pendidikan dan tenaga pengajarnya. Hal itu, menurut dia, dilakukan dengan cara door to door.

"Kami mendatangi orang tua murid dan para donatur dengan maksud agar mereka tetap percaya bahwa lembaga ini bukanlah lembaga penampung teroris seperti isu yang berkembang. Bahkan, tetangga di sekitarpun kami datangi," tuturnya.

Selain memberi penjelasan kepada pihak-pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan lembaga seperti di atas, Warsito mengaku telah mengagendakan untuk menggelar halal bihalal yang mengundang aparat pemerintahan dan aparat keamanan. Di acara tersebut, pihaknya akan menjelaskan semua keadaan Yayasan Salsabila kepada pihak-pihak yang diundang.

Ditanya siapa saja yang akan diundang, dia mengatakan diantaranya pemerintah kabupaten, kepolisian dan koramil. "Rencananya acara kami selenggarakan pada Sabtu (17/10) depan. Di sana kita ingin silaturahim dan mengenalkan lembaga ini lebih dalam lagi. Mulai dari sistem pendidikan hingga perputaran uang yang ada di yayasan ini," terangnya.

Menurutnya, hari Senin (12/10) undangan akan segera disebar. Selain itu, pada Jumat (16/10) malam nanti, pihaknya juga akan menggelar kajian umum yang mendatangkan mubaligh dari Surabaya.

"Semua itu kami lakukan demi mendapatkan kepercayaan dan mengembalikan image kami. Sehingga murid, wali murid, guru, warga Sumenep bisa kembali menjalankan aktfitasnya seperti biasanya," pungkasnya.

Sementara itu, RF yang juga ada di sana berharap, pemberitaan terkait suaminya tidak memengaruhi kondusifitas lembaga tempat dia dan suaminya mengajar. Bahkan secara tegas, dia melarang wartawan mengambil gambar di lingkungan tempat belajar siswa. (c14/ed)

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 11 Oktober 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home