Suramadu, Era Baru Kebangkitan Masyarakat Madura?

Kompas/Iwan Setiyawan
Suramadu Dilihat Dari Madura - Jembatan Suramadu yang membentang di Selat Madura dilihat dari kaki jembatan di kawasan tepi pantai di Desa Sukolilo, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (9/6). Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura dengan panjang total 5.438 meter tersebut akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini, Rabu (10/06).


Siang itu, Faizal (27), penjual bebek goreng di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan tampak sibuk melayani para pembeli. Sejak awal pembangunan Jembatan Suramadu enam tahun lalu, Faiza l membuka warung makanan sederhana tempat para pekerja proyek jembatan beristirahat sambil mengisi perut selepas bekerja.

Depot makanan Faizal hanya berjarak sekitar 60 meter dari bibir pintu masuk Jembatan Suramadu sisi Madura. Tepat di bibir masuk Suramadu inilah momen bersejarah peresmian Jembatan Suramadu akan berlangsung, Rabu (10/6) ini sekitar pukul 10.00.

Di satu sisi, peresmian Jembatan Suramadu memberikan kebanggaan tersendiri bagi Faizal dan masyarakat Kabupaten Bangkalan pada umumnya. Namun, di sisi lain keberadaan Suramadu juga menumbuhkan kekhawatiran dalam benak Faizal.

Berdasarkan sosialisasi dari pemerintah desa Sukolilo Barat, di sekitar kaki Suramadu sisi Madura rencananya akan dibangun taman. Pembuatan taman akan menggusur pemukiman da n pekarangan warga sekitar 500 meter di sisi kanan dan kiri jalan akses ke Suramadu.

"Informasi tentang pembuatan taman sudah kami terima beberapa waktu lalu. Rencananya tanah dan pemukiman kami akan di ganti rugi oleh pemerintah," tutur Faizal.

Menanggapi berita itu, Faizal mengaku pasrah. Ia berharap pemerintah memberikan ganti rugi yang layak, setidaknya jangan sampai proyek Suramadu justru menghilangkan kenyamanan hidup mereka selama ini.

Sampai dengan peresmian Jembatan Suramadu berlangsung, Faizal belum juga mendapatkan kejelasan tentang berapa nilai ganti rugi yang dijanjikan pemerintah.

Pengembangan tiga kawasan

Setelah Jembatan Suramadu senilai Rp 4,5 triliun terbangun, pemerintah akan mengembangkan tiga kawasan strategis, yaitu kaki Suramadu s isi Surabaya, kaki Suramadu sisi Madura, dan kawasan Tanjung Bulu Pandan, Bangkalan. Masing-masing kawasan tersebut akan menghabiskan sekitar 600 hektar lahan, sehingga total lahan pengembangan kawasan suramadu ditargetkan mencapai 1.800 hektar.

Tak heran , pemerintah sampai membentuk badan khusus yang akan dikembangkan menjadi Badan Usaha Milik Negara, yaitu Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS). Tak tanggung-tanggung, badan ini beranggotakan delapan menteri, kepala Badan Pertanahan Nasional, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, serta Gubernur Jawa Timur.

Menjelang peresmian Suramadu, berbagai tanggapan muncul terkait keberadaan BPWS, baik dari pemrov Jatim, Kota Surabaya, maupun empat kabupaten di Pulau Madura. Agar keberadaan BPWS tak men gurangi kewenangan otonomi daerah di kawasan Suramadu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan satu walikota dan empat bupati tersebut masuk dalam keanggotaan BPWS.

Namun, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto selaku Ketua Pelaksana Harian BPWS belum juga memberikan kejelasan terkait usulan tersebut. Masuk atau tidak masuk usulan tersebut yang jelas peran dan hak pemerintah daerah tak akan berkurang dengan keberadaan BPWS, ucapnya.

Tokoh masyarakat Madura Ahmad Zaini menyatakan, warga Madura menyambut baik tersambungnya akses langsung Pulau Jawa ke Madura melaui Jembatan Suramadu. Harapannya, keberadaan Jembatan Suramadu benar-benar mampu mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat Madura.

Senada dengan Zaini, Sosiolog Universitas Airlangga Bagong Suyanto mengungkapkan, pengembangan Suramadu jangan sekedar dipahami dari aspek ekonomis semata. Namun, proyek ini merupakan kewajiban dan tanggungjawab moral negara untuk menyediakan fasilitas yang menyejahterakan masyarakat.

Rencana besar pengembangan wilayah Suramadu memang memberikan gambaran apik Pulau Madura di masa depan. Faizal dan penduduk Pulau Madura lainnya berharap, rencana besar tersebut tak hanya menjadi proyek bagi segelintir orang, tetapi menjadi era baru sejarah kebangkitan masyarakat Madura. (Aloysius Budi Kurniawan)

Sumber: kompas.com, Selasa, 9 Juni 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home