Suramadu Diresmikan
Kesejahteraan Masyarakat Madura Diharapkan Terangkat
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan pengoperasian Jembatan Suramadu benar-benar mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Madura.
Oleh karena itu, pembangunan Jembatan Suramadu harus ditindaklanjuti dengan pengembangan kawasan Surabaya-Madura secara terkoordinasi, terarah, dan terpadu.
Demikian diungkapkan Presiden Yudhoyono dalam peresmian Jembatan Suramadu, Rabu (10/6) di pintu tol Suramadu sisi Madura di Dusun Sumber Wungu, Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Secara khusus, pembangunan Jembatan Suramadu akan ditindaklanjuti oleh Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2008 tentang BPWS.
”Libatkan semua pihak, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, agar percepatan pengembangan wilayah Surabaya dan Madura berjalan baik. Dengan pembangunan Suramadu, masyarakat Madura diharapkan memiliki tingkat perekonomian yang lebih maju dan sejahtera. Namun, kemajuan itu jangan sampai mengganggu karakter dan sifat masyarakat Madura yang religius, Islami, dan penuh dengan adat istiadat,” ucapnya.
Secara khusus, Yudhoyono memberikan pesan kepada beberapa pihak, yaitu Menteri Pekerjaan Umum, PT Jasa Marga (Persero) selaku operator Jalan Tol Suramadu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan masyarakat Surabaya serta Madura.
Kepada Menteri PU Djoko Kirmanto dan para kepala daerah, Yudhoyono mengimbau mereka untuk meneruskan dan menuntaskan pembangunan sarana infrastruktur publik lain. Sedangkan PT Jasa Marga diharapkan memberikan pelayanan cepat, murah, dan aman kepada pengguna jasa Jembatan Suramadu.
Presiden mengatakan, dengan selesainya pembangunan Jembatan Suramadu, Pemerintah Provinsi Jatim diharapkan mencarikan jalan keluar bagi menurunnya pendapatan ekonomi sektor usaha kapal penyeberangan.
Wildan Jazuli, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Jatim, menyambut positif beroperasinya Jembatan Suramadu. Diakui, kondisi penyeberangan Ujung-Kamal pasti terkena imbas dari Jembatan Suramadu. Kini masyarakat bisa memanfaatkan jalan darat untuk mencapai Madura dan tidak lagi bergantung pada penyeberangan.
Meski demikian, dia melihat masing-masing infrastruktur memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengguna jasa bisa memutuskan, apakah memilih Jembatan Suramadu atau tetap menggunakan jasa feri.
Secara terpisah, Pemimpin PT ASDP Indonesia Ferry Surabaya Prasetyo B Utomo mengatakan, hingga saat ini pengusaha angkutan feri masih akan bertahan melayani penyeberangan Ujung-Kamal. Mereka baru akan menentukan sikap terhadap nasib armada feri mereka setelah satu hingga dua bulan Jembatan Suramadu beroperasi. ”Dua armada feri kami operasikan untuk layanan wisata di Suramadu pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Tetapi 16 armada feri lainnya masih tetap beroperasi seperti biasa,” kata Prasetyo. (ABK/BEE/DAY)
Sumber: Kompas, Kamis, 11 Juni 2009
0 Comments:
Post a Comment
<< Home