Nama Suramadu Sudah Tepat

Target pengoperasian jembatan Suramadu tinggal dua bulan lagi, tepatnya Juni tahun ini. Mendekati terealisasinya proyek nasional ini, ada yang mengusulkan nama Suramadu diganti Trunojoyo. Usulan yang disampaikan Dewan Pembangunan Madura (DPM) itu mendapat tanggapan Bupati Bangkalan, RKH Fuad Amin, S.Pd.

Bupati tidak setuju dengan usulan perubahan nama Suramadu menjadi Trunojoyo. “Usulan nama Trunojoyo itu baik, tetapi lebih tepat dengan nama Suramadu,” katanya, Jumat (3/4).

Menurut Bupati Fuad Amin, nama Suramadu sudah menjadi ikon jembatan yang menghubungkan Pulau Madura dengan Jawa. Apalagi nama Suramadu sudah terkenal. Bukan hanya di tingkat lokal Madura dan regional Jatim, nama Suramadu sudah menggema hingga nasional bahkan internasional.

Jembatan Suramadu, katanya, adalah proyek nasional, yang menghubungkan pulau Jawa dan Madura. Ini mewakili kepentingan dua pulau, bukan hanya Madura. “Mari kita pikirkan kepentingan yang lebih besar. Dunia nasional hingga internasional sudah menyebutkan jembatan tersebut dengan nama Suramadu. Jangan diubah menjadi Trunojoyo,” harapnya.

Jembatan sepanjang 5,4 km di atas laut ini merupakan kebanggaan masyarakat Madura dan Surabaya. Bangsa Indonesia juga bangga bisa membangun dan memiliki jembatan pertama yang melintasi laut ini. “Jembatan Suramadu adalah kebanggaan kita semua, bangsa Indonesia,” katanya.

Suramadu sangat memiliki makna penting. Apalagi bila kita melihat sejarah panjang proses perencanaannya. “Pak Noer saat mendapatkan kewenangan mengelola jembatan dengan Keppres No. 55/1990 dengan menyebut nama Suramadu. Berarti, nama Suramadu sudah dikenal masyarakat luas hampir 20 tahun,” ungkap Fuad Amin.

Menurut Fuad, nama Trunojoyo yang diusulkan DPM memang bagus. Namun, kata dia, Trunojoyo adalah tokoh pahlawan lokal rakyat Madura saja. Padahal, secara emosional jembatan tersebut tidak hanya dimiliki rakyat Madura. Masyarakat Jawa dan Indonesia juga ikut memiliki dan tentu saja semua merasa bangga. ”Jangan sampai ada sikap terkotak-kotak demi suatu daerah saja. Bisa saja masyarakat Surabaya nantinya mengusulkan nama lain karena jembatan ini menghubungkan Surabaya dan Madura. Biarkan nama jembatan Suramadu, jangan diubah dengan nama yang lain,” tegas cicit Syaichona Cholil ini.

Fuad mengingatkan, tersambungnya jembatan Suramadu jangan dilihat dari sektor politis dan ekonominya saja. ”Ekonomi Madura memang akan terpacu. Hal terpenting adalah persatuan dan kesatuan bangsa dengan dengan bergabungnya pulau Madura dengan Jawa,” ingatnya.

Dia sekali lagi mengingatkan agar tidak mempersoalkan nama jembatan. “Yang paling penting bagaimana menyiapkan masyarakat Madura untuk berperan aktif dalam pembangunan Madura ke depan,” tegasnya,

Sumber: Surabaya Post, Sabtu, 4 April 2009

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home