Suramadu Lebih Pas

Fuad Tanggapi Usulan Nama Jembatan Trunojoyo

Usulan perubahan nama Jembatan Suramadu menjadi Jembatan Trunojoyo, nama pahlawan atau tokoh Madura, mendapat tanggapan dari Bupati Bangkalan Fuad Amin. Fuad tidak setuju penggantian nama Suramadu, karena nama Sumaradu dinilai sudah tepat.

Apalagi, katanya, nama Suramadu sudah menjadi ikon jembatan yang menghubungkan Pulau Madura dengan Jawa tersebut. Tidah hanya itu, Suramadu sudah dikenal di tingkatan nasional dan internasional.

Usulan perubahan nama Suramadu menjadi Jembatan Trunojoyo disampaikan Dewan Pembangunan Madura (DPM). Seperti diberitakan sebuah koran harian, Ketua Umum DPM Achmad Zaini mengatakan, pemilihan nama Trunojoyo karena tokoh Madura itu memimpin perjuangan rakyat Madura dan Jawa melawan Belanda pada zaman Mataram. Trunojoyo adalah pahlawan bagi masyarakat Madura.

Usulan nama Jembatan Trunojoyo sudah dikirimkan kepada Presiden SBY pada Februari lalu. "Tapi itu terserah presiden," kata Zaini.

Tapi, Bupati Fuad punya pandangan lain. Menurut dia, nama Suramadu sudah tepat, karena mewakili kepentingan dua pulau, yakni Madura dan Jawa. Karena itu, dia berharap usulan nama Jembatan Trunojoyo dipertimbangkan kembali. Alasannya, terlalu banyak sejarah dan alasan yang harus dipertimbangkan untuk mengubah nama Suramadu yang sudah sangat melekat di hati rakyat tersebut.

"Mari kita pikirkan kepentingan yang lebih besar. Dunia nasional hingga internasional sudah menyebutkan jembatan tersebut dengan nama Suramadu," ujarnya.

Selain itu, sambungnya, nama Suramadu sudah membudaya di setiap warga Madura, warga Surabaya, bahkan Indonesia. Jembatan Suramadu adalah aset nasional.

Jembatan sepanjang 5,4 km di atas laut ini merupakan kebanggaan masyarakat Madura dan Surabaya. Bangsa Indonesia juga bangga bisa membangun dan memiliki Jembatan Suramadu. "Jadi, saya pikir nama Suramadu sudah cocok karena mewakili dua pulau yang dihubungkan. Suramadu sangat memiliki makna penting. Apalagi bila kita melihat sejarah panjang proses perencanaannya," tegasnya.

Menurut Fuad, nama Trunojoyo yang diusulkan DPM memang bagus. Namun, kata dia, Trunojoyo adalah tokoh pahlawan lokal rakyat Madura saja. Padahal, secara emosional jembatan tersebut tidak hanya dimiliki rakyat Madura. Masyarakat Jawa pun ikut bangga. "Jangan sampai ada sikap terkotak - kotak demi kepuasan suatu daerah saja," tegasnya.

Fuad mengingatkan, tersambungnya Jembatan Suramadu jangan dilihat dari sektor politis dan ekonominya saja. "Ekonomi Madura memang akan terpacu. Hal terpenting adalah persatuan dan kesatuan bangsa dengan bergabungnya kita dengan Surabaya," tandasnya.

Cicit Syaichona Moh. Kholil ini mengimbau masyarakat Madura tidak meributkan hal sepele, seperti nama jembatan tersebut. Yang terpenting, menurut dia, menyiapkan masyarakat Madura untuk berperan aktif dalam pembangunan Madura ke depan.

Saat dikonfirmasi koran ini, Ketua Umum DPM Achmad Zaini mengaku sebagai orang Madura dia lebih bangga bila Jembatan Suramadu menggunakan nama pahlawan dari Madura, yakni Trunojoyo. "La wong nama Suramadu itu saya juga kok yang mengusulkan. Tapi, semua terserah presiden untuk setuju atau tidak terhadap usulan menggunakan nama Jembatan Trunojoyo," ujarnya singkat. (ale/mat)

Sumber: Jawa Pos, Jum'at, 03 April 2009

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home