Picu Semangat Berkarya

DOFIRI, perajin batik dari Sampang baru dua kali mengikuti kegiatan pameran di luar Madura. Keikutsertaannya yang kedua kalinya ini membuat matanya semakin terbuka lebar. Bahwa, ketertarikan masyarakat luas begitu besar pada batik yang berasal dari Madura, terutama dari Sampang.

"Saya pertama kali ikut pameran di Senayan Jakarta. Dari pengalaman itu saya ingin ikut lagi pameran-pameran yang diadakan di dalam dan luar Madura. Ini yang kedua kalinya," ungkap pria asal Kecamatan Jrengik, Desa Kottah ini.

Menurut dia, pameran batik yang telah dan sedang dia ikuti sekarang kian menambah semangatnya untuk terus berkarya dan mendorong masyarakat lain di kampungnya untuk belajar membuat batik. Pasalnya, sudah cukup jelas seberapa luas pasar yang akan menyerap kain batik yang dibuat oleh masyarakat di perkampungan. "Di kampung saya ada sekitar 30 rumah yang membuat batik," tuturnya.

"Kalau sudah tahu pasar saya semakin bersemangat membuat batik yang banyak. Nanti saya juga akan mengajak warga sekitar saya untuk bagaimana caraya mereka bisa membuat batik. Supaya mereka bisa meningkatkan perekonomian mereka," katanya bersemangat.

Dari mana memeroleh informasi pameran? Dia menjelaskan, pihak pemerintahlah yang mendatangi rumahnya di Jrengik dan mengajaknya mengikuti pameran. Tanpa pikir panjang, Dofiri membalas kunjungan Dinas Koperasi Pemkab Sampang dengan datang ke kantor tersebut. Alhasil, pihak Dinas Koperasi Sampang kemudian banyak membantunya memenuhi persyaratan mengikuti pameran-pameran.

Muhammad Ali yang mendampingi Dofiri membenarkan pernyataan tersebut. Dijelaskan, pendampingan dilakukan untuk membantu Dofiri untuk memenuhi persyaratan administrasi yang harus dipenuhi pada pihak panitia. "Ya Pak Dofiri ini harus didampingi dulu karena masih baru. Nanti kalau sudah bisa memenuhi segala persyaratan sendiri akan kami lepas dan mencari yang lain untuk didampingi juga," jelas pegawai Dinas Koperasi Sampang ini.

Dia mengungkapkan, di antara kabupaten lain di Madura, batik Sampang memang kurang terkenal. Sebab, banyak perajin batik yang meninggalkan jenis usaha tersebut. Padahal, dulunya di Sampang Kota pun terdapat banyak perajin batik. "Sudah banyak yang tidak jalan. Dulu seperti Jalan Pahlawan, Nuri, Ajigunung, Gunung Sekar masih banyak perajin batik, di samping daerah-daerah pinggiran. Utamanya di Kecamatan Jrengik. Sekarang yang bertahan tinggal yang di Jrengik ini," ulasnya.

Menurut dia, untuk menghidupkan kembali batik, Pemkab Sampang sedang merencanakan membentuk sentra kerajinan batik seperti kabupaten lain di Madura yang kaya pengerajin batik. Sehingga, Sampang juga bisa menyumbang keragaman batik asal Madura yang banyak diminati masyarakat.

"Kemarin waktu pembukaan, Pak Gubernur lama sekali melihat-lihat koleksi batik di stan ini (Sampang, Red.). Katanya batik-batik dari Sampang sangat bagus dan variatif. Karena ada yang dibuat dalam bentuk kaos juga," ujarnya.

Mungkin, imbuhnya, hal itulah yang membuat Pemkab Sampang berinisiatif mengembangkan batik. (nra/ed)

Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 22 November 2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home