Menjadi Gay adalah Pilihan Hidup

Refleksi Kaum Urban Digelar Fakultas Hukum Unijoyo

Perkembangan zaman membuat kaum urban yang sempat terpinggirkan semakin diterima di kehidupan masyarakat. Bahkan, beberapa tahun terakhir kehidupan mereka banyak diangkat dalam film layar lebar.

AULA Fakultas Hukum Unijoyo dipadati puluhan mahasiswa. Mereka duduk bersila menyimak skuel tayangan beberapa film dalam negeri. Empat cuplikan film yang ditayangkan mengangkat tentang perilaku kaum urban. Yakni waria, gay, dan lesbian.

Pemutaran film tersebut berjudul Arisan, Panggil Aku Puspa, Detik Terakhir, Realita Cinta dan Rock n Roll. Film-film tersebut diputar dalam rangkaian seminar bertajuk Representasi Kaum Urban dalam Film Indonesia yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (Fisib) Unijoyo.

Hadir sebagai pemateri, Dede Utomo salah satu dosen terkemuka yang juga seorang gay. Selain itu juga hadir Maimunah MA dosen Unair Surabaya yang selama ini meneliti kehidupan kaum urban. Tidak ketinggalan dua praktisi perfilman, yakni Dimas Yuwono dan Achmad Cholili.

Setelah pemutaran film, praktisi perfilman menjelaskan secara teknis keunggulan dan kelemahan pengambilan gambar film tersebut. Sehingga, diharapkan anak komunikasi Unijoyo semakin paham dan mahir bidang pengambilan gambar dalam membuat film.

Namun suasana menjadi ger-geran ketika Dede Utomo mengupas secara gamblang kehidupan kaum urban dalam cuplikan film tersebut. "Ya, begitulah kehidupan orang-orang seperti saya. Saya akui memang bagian dari kalangan gay," ujar Dede disambut tepuk tangan peserta yang hadir.

Namun, sesekali Dede membela kehidupan kaumnya. Baginya, menjadi seorang gay adalah pilihan hidup yang harus dijalani dan tanpa harus disesali. Dede yang harus menikah di luar negeri untuk mendapatkan pengakuan resmi sebagai seorang gay memberikan pencerahan akan perbedaan dirinya dengan kaum urban lainnya.

"Jangan samakan kami dengan waria. Kami punya latar belakang berbeda," ungkapnya. Bagi Dede, gay itu muncul karena rasa saling memiliki. Bahkan, sudah mencapai pada tingkat saling membutuhkan. Sehingga, kebanyakan kalangan gay adalah orang-orang yang sudah mapan. "Secara psikologi, mereka butuh itu," imbuhnya.

Sedangkan orang yang memutuskan berkecimpung menjadi seorang waria lebih banyak disebabkan faktor ekonomi. "Waria kan memang menjajakan diri untuk dapat uang. Jadi, waria telah menjadi profesi bagi mereka," ujarnya.

Pernyataan yang sama disampaikan Maimunah MA. Dosen Unair yang berkali-kali meneliti kehidupan kaum gay, lesbi, dan waria juga memberikan pencerahan pada peserta yang hadir. Agar mereka tidak semerta-merta memandang sebelah mata kaum urban tersebut. "Mereka juga manusia. Mereka juga bagian dari kita. Sekarang kita harus bertoleransi tinggi keberadaan mereka," pintanya.

Acara mendapat respons positif dari mahasiswa Unijoyo. Mereka mengaku terhibur dan senang mendapat pengalaman baru tentang kehidupan sebagian mayarakat yang sering terpinggirkan. "Dulunya kita semua pasti risih kepada mereka. Tapi, setelah mendengar pengalaman hidup Dede, hati ini luluh juga," ujar Budi salah seorang peserta. (A. MUSTAIN SALEH)

Sumber: Jawa Pos, 21/11/2008

1 Comments:

At 4:13 AM, Blogger Pengakuan Gay Indonesia said...

Di cari kenalan GAY / HOMOSEX / BISEX se Indonesia.
Tuk partner jangka panjang,
tertutup & rahasia.
Saya gay 27th saat ini,
menginginkan bisa menjalin hubungan ;
gay yg berkarakter dewasa.
Gay yg serius, yg siap mencari solusi,
menjalin hubungan dg hati,
bukan sekedar nafsu!
Tau yg baik & benar!
& anda WAJIB MANLY tampil layaknya pria normal, & tidak perlu cakep!
Ganteng bukan jaminan,
saya butuh hati, point pertama.
*
(anda yg merasa manja lebay & gemulai saya tidak tertarik)
*
saya suka pria dewasa, yg sudah menikah tidak jadi masalah, mungkin lebih baik! Lebih privatif.
Yg terbaik lah diatas pendapat, yg bisa menciptakan suasana yg aman...
& tidak ada yg merasa egois!
Menurutku, tidak semua gay niatnya buruk!
Semua tergantung lingkungan, bagaimana mendidik seseorang & tumbuh...
Kontak aku jika anda bawa niat baik...
O856646OO785

 

Post a Comment

<< Home