Tujuh Kecamatan Terserang Flu Burung

Setelah sempat mereda, kini flu burung atau avian influenza (AI) di Bangkalan muncul lagi. Serangan virus mematikan ini kian meluas ke tujuh kecamatan, sebelumnya hanya lima kecamatan. Yakni, Bangkalan, Burneh, Kamal, Socah, Tanah Merah, Arosbaya, dan Geger.

Tercatat di Dinas Pertanian dan Peternakan (Dipertanak) 356 ayam kampung mili warga mati mendadak. Hasil rapid test (tes cepat flu burung), semua ayam yang mati itu positif terserang flu burung.

“Tahun ini wilayah penyebaran flu burung melebar. Pada 2007, yang terserang AI hanya lima kecamatan, yakni Kec Bangkalan, Burneh, Socah, Kamal, Geger. Tahun ini bertambah dua kecamatan lagi, yakni Kec0 Tanah Merah dan Arosbaya,” kata Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) drh Syahrul Mukarrom mendampingi Kadispertanak Bangkalan Ir Ellija Rosijana, Senin (8/9).

Dalam lima bulan terakhir, sejak Maret hingga Agustus 2008, muncul 16 kasus flu burung. Kejadian tertinggi di Kecamatan Burneh dengan lima kasus, disusul Kec Bangkalan empat kejadian, Kec Kamal dan Tanah Merah masing-masing dua kejadian, Kec Socah, Kamal, dan Geger masing-masing satu kasus.

Pada 2007 muncul 27 kejadian dengan jumlah ayam mati 962 ekor. Sedangkan tahun ini muncul 16 kejadian dengan 365 ekor ayam mati. “Namun, empat bulan ke depan, bisa saja terjadi kasus flu burung di tempat lain. Yang cukup memprihatinkan, wilayah penyebarannya meluas pada tahun ini. Namun, serangan flu burung belum mengenai manusia,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan Dispertanak, sesuai dengan standard operational procedure (SOP). Mulai penyemprotan (disinfeksi), vaksinasi, dan pengandangan. Kendala tersulit yakni mengisolasi unggas agar tidak keluar dari wilayah yang muncul wabah flu burung. Sebab ayam di sekitar yang terserang flu burung tidak dimusnahkan seperti tahun lalu, hanya cukup dikandangkan. “Ini kebijakan Dirjen Peternakan Pusat. Ayam di sekitar lokasi memang tidak dimusnahkan, cukup dikandangkan,” terangnya.

Sehingga, meski terkena virus flu burung, ayam–ayam bisa pindah ke tempat lain dengan menjual di pasar. “Meski ayam–ayam tidak mati, tetapi bila di suatu desa ada satu kasus terkena flu burung, di wilayah itu tertular semuanya,” tambah Azisun Hamid, Kasi pemberantasan dan pencegahan penyakit hewan (P3H).

Agar penyebaran virus flu burung tidak meluas, Dispertanak meminta masyarakat ikut berpartisipasi mengatasi penyakit ini. “Lapor ke petugas bila menemukan unggas mati mendadak. Unggas dikandangkan lalu diberi vaksinasi dan penyemprotan,” harapnya. (kas)

Sumber: Surabaya Post, Flu Burung

0 Comments:

Post a Comment

<< Home