240 Ribu Buta Bahasa Indonesia

Mayoritas di Madura dan Tapal Kuda

Surabaya, Surabaya Post - Ternyata, masih banyak warga Jatim yang buta Bahasa Indonesia (BI). Diperkirakan, warga Jatim yang buta Bahasa Indonesia lebih dari 240.000 orang.

"Jumlah buta aksara di Jatim sekitar 240.000 orang, tapi yang buta BI kemungkinan lebih besar. Rata-rata setiap kabupaten/kota di Jatim ada lima hingga 10 persen yang masih buta BI," kata Kepala Balai Bahasa Surabaya, Drs Amir Mahmud MPd, Selasa (6/2).

Menurut dia, buta BI sangat berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat yang cenderung rendah karena tidak bisa bergaul dengan masyarakat luas dan lebih mudah dibodohi masyarakat lainnya. "Jumlah terbanyak masyarakat buta BI itu berada di Madura dan daerah tapal kuda, yakni Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, dan Probolinggo," katanya.

Menurut Amir, Balai Bahasa Surabaya yang wilayah binaannya meliputi seluruh Jatim akan berupaya memberantas buta BI dengan memberi pembinaan. Pihaknya akan berkerjasama dengan Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI), lurah dan camat yang masyarakatnya masih banyak buta BI.

"Buta BI itu menjadi sulit diatasi, karena mayoritas masyarakat buta BI dialami kaum lanjut usia. Karena itu pemberantasannya tidak semudah seperti pemberantasan buta aksara. Bahkan tampaknya sangat kecil kemungkinan buta BI bisa dituntaskan," katanya.

Ketua I HPBI Jatim, Yani Paryono mengutarakan hal sama. Buta BI itu banyak dialami masyarakat di Pulau Madura. Namun demikian, masyarakat di Pulau Garam itu justru banyak yang pandai berbahasa Arab karena mereka mengenyam pendidikan pesantren. Untuk itu, HPBI dalam menanggulangi masalah buta BI itu akan menggandeng Pemprop bersama-sama membina masyarakat, karena BI merupakan bahasa nasional. "Sangat mengherankan di Indonesia sendiri, masih ada orang yang buta Bahasa Indonesia," katanya.

Dia menambahkan, HPBI juga akan membantu program Pemprov Jatim yang berkaitan dengan dengan masalah itu, dengan membuat semacam kejar paket yang memprioritaskan pada pembelajaran pengaksaraan BI. Selain itu, untuk mempercepat pemberantasan buta BI, maka HPBI Jatim akan membentuk HPBI di tiap kabupaten/kota. Hal itu dimaksudkan agar pembinaan pada masyarakat akan lebih efektif.

"Sekarang HPBI baru terbentuk di lima kabupaten/kota, yakni Jember, Madiun, Malang, Surabaya, dan Sidoarjo. Data HPBI Jatim menyebutkan, di perkotaan seperti Surabaya dan Sidoarjo, di setiap kelurahan/desa terdapat 20-25 orang yang buta BI, sementara di pedesaan, jumlahnya jauh lebih banyak," katanya. (ary)

Sumber: Surabaya Post, Selasa 06/02/2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home