Nyaris di Titik Nadir
PAMEKASAN-Tari tradisional nyaris berada di titik nadir peradaban. Ini lantaran dikepung kesenian luar yang kadangkala begitu mudah diterima generasi muda. Akibatnya, kesenian lokal nyaris tidak dominan. Untungnya, marjinalisasi perdaban lokal ini ditangkap generasi muda dengan tetap menjunjung tinggi kesenian lokal.
Demikian disampaikan Kadis P dan K M. Yusuf Suhartono yang diwakili Kasubdin PLS (Pendidikan Luar Sekolah) Chairil Basyar, kemarin. Pada pembukaan Festival Tari Kreasi Tradisional di lantai II SMKN 3 Pamekasan ini, Chairi memberikan apresiasi kepada generasi muda. Khususnya, kaum muda yang masih peduli kepada warisan kesenian yang ditinggalkan leluhur Madura.
Akibatnya, kepedulian kaum muda membuat perjalanan kesenian tradisional terus berlangsung sepanjang usia. "Hari ini (kemarin, Red) saya melihat generasi muda tetap berkeringat menyemarakkan kesenian lokal," ujanrya.
Dia berharap, nyaris beradanya kesenian lokal di titik nadir, bisa menumbuhkan semangat. Dia yakin suatu saat nanti kesenian lokal tetap jaya dan diminati masyarakat. Sementara produk luar yang sebagian diantaranya menggerus pola pikir remaja, diyakini Chairil akan melenyap.
Dia mengibaratkan kebudayaan luar sebagai tamu yang saat hadir harus dihormati sebagai proses kreatif. Tetapi, pada saat nanti tamu akan pergi dan yang tersisa di ruang tamu pemilik rumah. "Nah, kita tuan rumah bagi kesenian lokal dan pantas ngopeni budaya sendiri," katanya.
Sebelumnya, Kasi Kebudayaan Khalifaturahman mengatakan, Festival Tari Kreasi Tradisional untuk penanaman nilai-nilai budaya lokal bagi generasi muda. Khususnya, pelajar di jenjang SD, SMP, dan SMA.
Menurut pria yang akrab disapa Mamang ini, kesenian lokal (daerah) tetap stabil. Dia menyadari banyak orangtua khawatir kesenian lokal pada akhirnya tinggal nama. Tatapi, kampanye dari pihak yang terkait kebudayaan, membuahkan hasil. Sehingga, katanya, proses berkesenian yang kental berbau etnik, tetap berjalan dengan baik. "Alhamdulillah, selalu ada generasi bagi kesenian tradisional," ujarnya.
Pada festival ini sedikinya 30 grup tari ikut berpartisipasi. Ini, dimulai dari jenjang SD hingga SMA. Dari puluhan peserta, beberapa kelompok tari kreasi tradisional diantaranya mendapat sambutan meriah pengunjung. Terutama, penampilan SD Barkot I, SMPN 1 Pademawu, dan SMAN 2 Pamekasan. (abe)
Sumber: Jawa Pos, 06/12/06
0 Comments:
Post a Comment
<< Home