Tiga Puluh Persen Warga Madura Tak Pernah Sekolah

PAMEKASAN - Sedikitnya 30% dari 4,2 juta penduduk Madura, tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Data ini kian menunjukkan bahwa Madura patut diduga sebagai masyarakat yang masih tertinggal. Akibatnya, tingginya warga yang tidak sekolah ini berimplikasi negatif bagi pertumbuhan indeks pendidikan di Madura.

Menurut Ir Aziz Jakfar MTi, dosen Unijoyo, rendahnya warga yang berpendidikan di Madura seringkali paradoks dengan slogan pemkab. Buktinya, di pintu masuk ke masing-masing kabupaten di Madura, tak jarang terdapat tulisan "Bebas buta huruf". Secara de facto berdasar penelitian yang memunculkan angka 30 persen tidak sekolah, papan di gerbang kota dapat dimaknai paradoks. "Sebab, kenyataan menunjukkan angka pendidikan kita masih rendah. Yang DO (putus sekolah, Red) dan lulusan SD mencapai 69 Persen," kata Aziz yang berbicara pada dialog publik di RM Doa Bundo Jl Kabupaten kemarin.

Pada dialog yang bertajuk Madura di Persimpangan; Potret persoalan social, ekonomi dan budaya ini, Aziz menginginkan pembangunan Madura mengalami akselerasi. Ini, katanya, akan menaikkan laju pembangunan khususnya menyangkut indek pendidikan Madura. Bahkan, pasca Suramadu, warga Madura tidak ditonton, jadi tontonan, atau menjadi penonton bagi pembangunan di tanahnya sendiri. Melainkan, siap bersaing di era global termasuk saat industrialisasi benar-benar lahir di Madura.

Menyongsong era Suramadu, pria low profile ini menginginkan empat hal berlangsung di Madura. Pertama, blue print menyangkut data Madura dari berbagai aspek. Ini, diperlukan agar lebih mudah bergerak dan menangani persoalan di Madura. Kedua, ada integrated plannening dari ujung barat hingga ujung timur Madura. Ini diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih. Ketiga, tata ruang bagi masing-masing kabupaten. Keempat, ada kesatuan ekonomi agar indeks ekonomi berjalan bareng searah dan sehaluan dalam spectrum Madura. "Pertanyaannya, mau tidak para pemimpin Madura duduk bersama membahas Madura jangka pendek, menengah dan panjang," papar Aziz dengan nada bertanya.

Hal senada disampaikan M. Tojjib yang ikut berbicara dalam dialog ini. Dia bilang, dalam catatannya, Madura patut diduga agak tertinggal dibanding kabupaten lain di Jatim. Menurut dia, perlu percepatan dan pembenahan dari berbagai bidang menyangkut SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) Madura. Diantaranya, menyangkut dunia pendidikan lantaran data tentang manusia terdidik di Madura tergolong rendah dibanding daerah lain yang lebih maju.

Selain itu, katanya, patut dilakukan pendongkrakan ekonomi terkait dengan potensi Madura baik garam, tembakau, atau potensi lainnya. "Eskalasi pembangunan ini sangat urgen, apalagi jelang Suramadu dan industrialisasi," paparnya dalam diskusi yang digelar Radar Madura ini dalam rangka serap aspirasi anggota DPR RI, Prof. Dr. Mahfudz MD. (abe)

Sumber: Jawa Pos, Kamis, 04 Jan 2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home