Kangean, yang Tiba-tiba Mencuat ke Permukaan
Penemuan korban tenggelemnya Kapal Motor Senopati Nusantara dalam kondisi hidup sungguh merupakan sesuatu hal yang luar biasa.
"Dari temuan itu tergambar betapa perjuangan berat para korban untuk bertahan hidup selama sembilan hari di tengah lautan sejak musibah terjadi akhir Desember lalu!" Demikian antara lain komentar Kepala Kantor SAR Denpasar I Ketut Parwa di Posko Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, Senin (8/1).
Keterangan itu disampaikan setelah ia memperoleh kepastian tentang informasi ditemukan lagi 18 korban musibah KM Senopati Nusantara di perairan sekitar Kepulauan Kangean (wilayah Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur), Minggu (7/1) malam dan Senin siang.
Dari 18 korban, 15 di antaranya ditemukan oleh KM Mandiri VI ketika sedang dalam pelayaran dari Probolinggo menuju Makassar Minggu malam. Para korban ditemukan pukul 21.07 pada lokasi 25 mil laut arah timur laut Kepulauan Kangean.
Saat ditemukan seluruh korban masih dalam kondisi hidup. Namun, satu di antaranya yang diketahui bernama Agus BH, asal Lebaksari Solo, meninggal dalam perjalanan ke Makassar Senin pagi.
Jarang terdengar
Selama ini dapat dikatakan, kisah, bahkan nama, Kangean tak begitu dikenal banyak orang. Karena itu, wajar saja kalau tak sedikit wartawan di Bali bingung ketika disebutkan bahwa penemuan korban kapal Senopati itu antara lain di wilayah Kangean.
Nama Kangean memang tiba-tiba mencuat. Hal itu seiring dengan perluasan upaya pencarian korban musibah KM Senopati Nusantara hingga wilayah perairan sekitar Kepulauan Kangean sejak Jumat lalu. Sejak saat itu pula Kantor SAR Denpasar di Bandar Udara Ngurah Rai, pimpinan IK Parwa, menjadi salah satu posko pencarian korban musibah kapal tersebut.
Menurut catatan Parwa, KM Senopati yang berbobot mati 2.178 ton ketika berlayar dari Kumai (Kalimantan Tengah) menuju Tanjung Mas (Semarang) akhir Desember lalu berpenumpang 628 orang. Mereka termasuk nakhoda dan ABK 57 orang, ditambah sopir/kernet 29 orang. Kapal itu pada 30 Desember 2006 dihantam ombak kemudian tenggelam di Perairan Pulau Mandalika, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Perluasan pencarian, yang diikuti temuan terakhir atas 18 korban musibah kapal tersebut, tentu saja semakin mencuatkan nama Kangean.
Belasan pulau
Kangean adalah nama kepulauan yang didukung belasan pulau kecil. Sebut saja di antaranya Pulau Kangean, Miongan, Aluan, Timeuanan, Araan, Pagerungan, Sakala, Saibus, Sapankuir, Sabunting, Saobi, Paliaf, dan Sidulang.
Kepulauan Kangean secara administratif pemerintahan merupakan bagian wilayah Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur. Namun, dalam urusan penanganan bencana atau musibah, kawasan itu masuk wilayah Kantor SAR Denpasar.
"Ketika operasi pencarian difokuskan di perairan sebelah timur Kepulauan Kangean, armada helikopter tidak bisa diikutsertakan karena jaraknya lumayan jauh. Jika dipaksakan, heli tidak bisa melakukan pencarian di lokasi karena lama penerbangan sekitar 2,5 jam hanya cukup untuk pergi dan langsung kembali ke Denpasar," kata Kapten M Tohir, pilot helikopter yang siaga di Posko SAR Ngurah Rai.
Dari data yang dihimpun, Kepulauan Kangean dari Surabaya jaraknya sekitar 170 mil laut yang berarti lebih kurang 314,840 kilometer (km). Atau sekitar 80 mil laut (148,160 km) sebelah timur Sumenep. Lebih dekat lagi dari ujung timur Madura (Lombang), jaraknya sekitar 120,380 km.
Dari Bali, posisi Kepulauan Kangean ada di sebelah utara Pulau Dewata itu. Jaraknya sekitar 203,720 km dari Denpasar atau 110,740 km dari Singaraja, kota tua di pesisir utara Bali.
Namun, Komandan Pangkalan Udara Bandar Udara Ngurah Rai Letkol (Pnb) Agustinus Gustaf Brugman berkomentar lain. "Ah, Kepulauan Kangean itu seharusnya dikenal karena di sana, khusus di Pagerungan, ada ladang gas bumi," katanya kemarin siang.
Keunikan lainnya, di Kepulauan Kangean rata-rata penduduknya adalah Suku Bajo. Mereka umumnya nelayan. Ada juga yang bertani, berdagang, dan pengayuh becak. Alat transportasi utama adalah becak dan sepeda motor.
Itulah salah satu kepulauan di Tanah Air ini yang akhirnya dikenal juga oleh banyak orang. (BEN/ANS)
Sumber: Kompas, 09/01/06
0 Comments:
Post a Comment
<< Home