Suramadu Harus Serap Warga Lokal

Madura Industrial Seaport City Akan Dibentuk


Bangkalan, Kompas - Pembangunan Jembatan Suramadu dan pengembangannya harus bisa membuka lapangan kerja bagi warga Madura. Dengan demikian, kesejahteraan warga pulau ini bisa meningkat.

Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron pada Sabtu (18/11) menyatakan, proyek pengembangan wilayah khusus di kaki jembatan dan pembangunan pelabuhan peti kemas di wilayahnya diharapkan bisa menampung hingga 120.000 tenaga kerja.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan mencatat bahwa pendapatan per kapita Madura hanya Rp 3,5 juta per tahun. Artinya, rata-rata pendapatan penduduk pulau ini tidak sampai Rp 10.000 per hari.

Pada Sabtu siang para bupati dari empat kabupaten di Madura menggelar diskusi tentang wacana percepatan pembangunan Jembatan Suramadu oleh sebuah badan otorita. Diskusi ini juga dihadiri Asisten II Pemerintah Provinsi Jatim Bidang Pembangunan Soetjahjono Soejitno, jajaran muspida, dan tokoh serta para ulama se-Madura. Dalam pertemuan itu Soetjahjono menegaskan, pembangunan Jembatan Suramadu tidak akan dilaksanakan sebuah badan otorita, melainkan melalui Badan Percepatan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Suramadu (BP3WS).

Badan ini diyakini tidak akan melangkahi kewenangan pemerintah daerah yang selama ini dikhawatirkan karena tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. BP3WS juga tidak akan mencampuri strategi tata ruang kota, namun hanya menjadi sebuah badan pemercepat dan koordinasi. Soetjahjono mencontohkan, dalam pembuatan jalan tol di Madura, BP3WS bisa mencari investor yang tepat dan mengurus perizinannya di Jakarta.

Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengatakan hal senada dengan Fuad. "Hasil proyek Suramadu harus bisa dirasakan seluruh warga Madura. Jangan sampai warga Madura hanya menjadi penonton," ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Bangkalan yang juga anggota DPR, Nuruddin Rahman, mengakui, Madura bisa mengambil keuntungan besar dari pembangunan Jembatan Suramadu dan pengembangan di wilayah sekitar. Namun, pembangunan itu hendaknya tidak melupakan karakter kehidupan sosial dan budaya di Madura yang agamis.

Konsep BP3WS, menurut Soetjahjono, belum final karena menunggu usulan dari para bupati di Madura, Pemerintah Kota Surabaya, dan para ulama Madura.

Kota pelabuhan

Untuk lebih menunjang pembangunan di Madura, Pemkab Bangkalan berencana membuat sebuah proyek raksasa Madura Industrial Seaport City (MISI) di Kecamatan Socah. Kota pelabuhan ini juga didesain sebagai pelabuhan peti kemas berskala internasional yang bisa menunjang Tanjung Perak dan Pelabuhan Gresik. Menurut Fuad, proyek ini akan berlangsung seiring dengan pembentukan BP3WS.

Fuad menambahkan, nilai investasi awal proyek ini mencapai Rp 3 triliun. "Pemkab sudah menyetujui PT MISI sebagai pengembang meski belum tanda tangan kontrak," ujarnya.

Perusahaan yang bernama sama dengan konsep yang akan dikembangkan ini merupakan anggota PT Lamicitra Nusantara, pengembang yang mendirikan Jembatan Merah Plaza dan kawasan industri berikat di Semarang. (AB8)

Sumber: Kompas, 20/11/06

0 Comments:

Post a Comment

<< Home