Dari Musyawarah Para Seniman di Kabupaten Pamekasan
Berhasil Bentuk DKP Setelah Sepuluh Tahun Berlalu. Di Pendopo Budaya Jl Jakatole, puluhan seniman bertemu. Berbeda dari pertemuan yang digelar biasa, silaturahim antarseniman kemarin khusus mendialogkan urgensi DKP (Dewan Kesenian Pamekasan) yang layak dibentuk. Kemudian, DKP pun terbentuk meski terhitung efektif 2007 mendtang. Mengapa?
Oleh: ABRARI, Pamekasan
Perbincangan seniman, tidak selalu menyoal soal budaya dan proses kreatif dalam kesenian. Melainkan, dalam seniman juga lihai "berpolitik". Terutama, berkait dengan siapa yang layak jadi Ketua DKP untuk 3 tahun ke depan sampai tahun 2010. Bahkan, lewat proses politik mengacu pada tatib pemilihan, nama calon pun bermunculan. Hingga, Syafiuddin Miftah, berhasil memimpin perolehan suara, mengungguli calon kuat lainnya, Bob Chandra Musthafa.
Pada putaran pertama, banyak nama muncul sebagai kandidat. Diantaranya, Yayan KS, Brojol Senoaji, Kartolo, Bambang Hartono, dan beberana nama lainnya. Hanya, yang dianggap layak menjadi calon, adalah balon (bakal calon) yang sekurang-kurangnya didukung 10 suara. Yakni, Syafiudin Miftah dan Bob Chandra Mustafa. Duel seniman ini pun kembali bertarung menunjuk puncak untuk menjadi orang pertama di DKP. Pasca perhitungan suara, Syafiudin Miftah unggul (39 suara) dari kandidat lainnya, Bob Chandra Mustafa (22) suara.
Ditemui usai pembentukan dan pemilihan Ketua DKP, Kasi Kebudayaan Khalifaturrahman menilai DKP sebagai lembaga yang pantas berdiri. Ini, untuk mengkoordinasi lembaga seni yang telah bermunculan di seantero Pamekasan. Dia bilang, bila pada akhirnya DKP baru muncul, bukan berarti terlambat dari wacana pembentukannya sejak 1987 lalu. Melainkan, proses dan dialog belum selesai terkait pembentukan DKP. Menurutnya, lewat proses yang memekan waktu sepersepuluh abad, DKP pun lahir di ujung tahun ini. "Kami berharap DKP ini bisa eksis," paparnya.
Dihubungi pasca pemungutan suara, Ketua DKP Syafiudin Miftah menyambut baik didirikannya DKP, siapa pun yang menjadi ketuanya. Bagi pria yang akrab disapa Bang Dut ini, yang terpenting kerja sama untuk berkreativitas, berkesenian menyongsong sinyal budaya pasca Suramadu. Yang harus dicatat, seorang Ketua DKP diakuinya tidak akan berperan banyak dalam memajukan DKP. Ini, bila tidak didukung sesama seniman baik yang ada di dalam maupun luar DKP. "Bismillah, semoga DKP ini membawa berkah kebudayaan," katanya.
Sementara, Bob Chandra Mustafa, meminta pemerintah terus berperan. Dia bilang, peran pemerintah tidak hanya selesai mengantar DKP sampai terealisasi di ujung tahun ini. Pasca DKP, proses berkesnian masih perlu berjibaku dalam kreativitas. Suatu saat nanti, katanya, setelah ada Pendopo Budaya dan Dewan Kesenian, Pamekasan saatnya nanti perlu memiliki GKP (Gedung Kesenian Pamekasan). Ini, bukan semata-mata Pamekasan sebagai kota pelajar dan budaya-nya Madura, melainkan sebagai kelengkapan dan penunjang proses kreatif. "Mudah-mudahan, proses kreatif ini tetap hidup dan berlanjut terus," pungkasnya. (*)
Sumber: Jawa Pos, 03 Des 2006
Labels: budaya, dewan kesenian pamekasan, kongres, pamekasan, peristiwa, silaturahim, syafiuddin miftah
0 Comments:
Post a Comment
<< Home