Proyek Banyak Jelek

PAMEKASAN-Sejumlah proyek kontraktual 2006 ditengara pelaksanaannya masih banyak di bawah standar teknis. Akibatnya, banyak proyek yang ada kualitasnya jelek.

Diduga, selain faktor dominannya orientasi mencari keuntungan (profit oriented), juga terkait dengan keterbatasan masa kerja para rekanan. Sejumlah rekanan melaksanakan paket proyek dengan kejar tayang alias kejar waktu. Maklum, waktu yang disediakan sebagaimana kontrak sangat mepet.

Sekretaris Komisi C DPRD Pamekasan Ali Wafi kepada wartawan mengungkapkan, dari hasil pantauan di lapangan dalam beberapa pekan terakhir, menunjukkan pelaksanaan proyek yang terkesan kejar tayang. Itu terjadi karena sebagian besar kontrak berakhir pada pertengahan bulan Desember ini. "Akhir kontrak ada yang tanggal 15, tanggal 20, ada juga yang tanggal 30 Desember," ujarnya di ruang komisi C, Sabtu (2/11).

Kejar tayang pelaksanaan proyek, menurut dia, mengakibatkan banyak yang di bawah standar. Pekerjaan yang dilakukan terkesan hanya mencari keuntungan dan sekadar memenuhi target pelaksanaan sesuai waktu dalam kontrak. "Padahal, dengan alasan apa pun, yang namanya pekerjaan tidak boleh dinomorduakan. Harus dikerjakan sesuai yang telah disepakati," tandasnya.

Untuk itu, sambung Wafi, komisinya siap mengkomunikasikan dengan pihak terkait. Tujuannya, agar pelaksana proyek bisa merekondisi keadaan. "Kita masih upayakan cara yang komunikatif. Tetapi, kalau masih tidak bergeming, kita siap mengangkat linggis," tegasnya, lalu tersenyum.

Ditanya salah satu proyek yang kualitasnya di bawah standar tersebut, Ali Wafi menolak menjelaskan detail. "Secara umum saja, ada proyek dinas pengairan di Kecamatan Pegantenan yang jauh dari bagus. Kualitasnya jelek sekali. Kalau tidak diperbaiki, kita minta agar dibongkar," katanya.

Namun demikian, komisi C menyadari keterbatasan para rekanan. Khususnya, terkait ketersediaan sarana dan prasarana pekerjaan. "Kita menerima keluhan dari rekanan tentang banyaknya kesulitan dalam pekerjaan. Misalnya, wales yang harus pinjam ke Surabaya. Itu pun kadang tidak ada. Termasuk, ketersediaan material," ungkapnya. Beberapa kesulitan tersebut bisa menjadi pelengkap rendahnya kualitas proyek kontraktual ini. Jadi, kita tidak sepenuhnya menyalahkan rekanan," imbuhnya.

Salah seorang rekanan yang namanya enggan dikorankan menjelaskan, rendahnya kualitas proyek memang tidak bisa dipersalahkan kepada rekanan. Alasannya, ada faktor lain yang berada di luar rekanan. "Kita semua tahu gelar proyek terlambat. Akibatnya, pelaksanaan menjadi mepet dan dikejar-kejar waktu. Apalagi, dalam waktu dekat sudah masuk musim hujan," katanya.

Itu sebabnya, baik rekanan maupun Ali Wafi berharap, ke depan gelar proyek bisa lebih cepat. "Harapan kita ke depan agar gelar proyek juga dipercepat. Minimal, tidak terlambat, sesuai waktu yang seharusnya. Kalau sampai terlambat banyak pihak yang akan kesulitan," ingat Ali Wafi. (zid)


Sumber: Jawa Pos, 04 Des 2006

0 Comments:

Post a Comment

<< Home