Makam Keturunan Raja Meledak
Warga dikejutkan dengan kejadian aneh, Selasa (19/1). Salah satu makam keturunan Raja Sumenep di kawasan pemakaman Raja-Raja Sumenep, Asta Tinggi, di Desa Kebunagung, Kecamatan Kota meledak.
Ledakan makam itu terjadi pada nisan almahum Hj. R. Ajeng Salmah binti kiyai RB Abdul Latif yang merupakan keturunan raja ke-13 dari salah satu Raja Sumenep Pakunataningrat, yang memerintah tahun 1879-1901.
Ledakan keras itu terdengar hingga ke Desa Kasengan, Kecamatan Manding, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari makam. Batu nisan yang terbuat dari marmer rusak parah.
Salah seorang karyawan Asta Tinggi, Slamet Riadi (56) menyebutnya sebagai kejadian gaib. “Kita tidak tahu penyebab ledakan itu. Sebelum meledak pun tidak ada petanda, tapi biasanya setelah ini mungkin ada sesuatu,” kata Slamet Riadi (56) yang dihubungi Kamis (21/1).
Semula warga menduga ledakan itu berasal dari petasan. Ternyata tidak ada sisa-sisa ledakan petasan. ”Kalau petasan pasti ada kertas atau bahan pembungkus lainnya yang berhamburan,” ujarnya.
Masyarakat yang mendengar suara keras itu berdatangan ke komplek makan Asta Tinggi, untuk mengetahui asal-usul bunyi ledakan.
Menurutnya, semasa hidupnya, almarhumah Salmah dikenal sebagai guru ngaji. “Hingga sekarang banyak warga yang datang untuk melihat makam tersebut,” ungkapnya. Hj. R. Ajeng Salmah tercatat lahir di Sumenep pada tanggal 5 Mei 1941 dan wafat di Surabaya pada 21 Oktober 2001.
Tokoh Ulama di Sumenep yang juga Pengasuh Ponpes Al Karawiyah, Kecamatan Ganding, KH. Fayyad As'ad menilai, kejadian ini merupakan pertanda yang harus diwaspadai semua pihak.
Dia meminta semua masyarakat waspada kemungkinan yang terjadi akibat peristiwa gaib ini. ”Kita tidak tahu apa ini berhubungan dengan kondisi cuaca saat ini, maupun menjelang pelaksanaan pilkada Juni 2010 mendatang, atau terhadap keturunan para Raja di Sumenep sendiri,” ujarnya.
Akan tetapi, dia meminta kekhawatiran tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. “Kepastian kejadian itu tidak bisa diartikan secara manusiawi, itu rahasia Ilahi,” ujarnya.
Polisi telah mendatangi lokasi kejadian untuk penyelidikan sementara. Dari hasil penyelidikan di lapangan, polisi tidak menemukan adanya kejanggalan dalam kejadian ini. Beberapa petugas kepolisian yang diterjunkan ke makam tidak menemukan tanda-tanda ledakan itu disengaja.
Kapolsek Kota, AKP Mohammad Heri, mengatakan, peristiwa ini merupakan kejadian alam. Sehingga, tidak perlu adanya tindakan dari petugas. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ini kejadian alam,” katanya.
Setelah penyelidikan oleh polisi, batu-batuan dan tanah yang mencuat pada makam itu dibersihkan Kamis pagi yang dilakukan oleh karyawan Asta Tinggi atas permintaan ahli waris.
Kerabat almarhumah R.A. Salmah juga memasang batu nisan baru di makam.
"Saat ini, batu-batuan dan tanah yang mencuat serta batu nisan lama yang pecah, sudah dipinggirkan. Kondisi makam R.A. Salmah sudah bersih lagi," ucap Slamet, seorang karyawan Asta Tinggi. (iir)
Sumber: Surabaya Post, Kamis, 21 Januari 2010
Labels: asta tinggi, peristiwa, sumenep
0 Comments:
Post a Comment
<< Home