Suramadu Rawan Longsor

Surabaya Post/Iwan Heriyanto
Jembatan Suramadu

Besar kemungkinan, keselamatan PKL juga terancam jika tebing suatu saat longsor

Tebing yang ada di sekitar Jalan akses tol jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) sisi Madura, tepatnya Desa Morkepek, Kecamatan Labang, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, rawan longsor karena tidak ada penahan.

"Tebing yang mempunyai panjang sekitar 500 meter itu sama sekali tidak ada plengsengan (tembok penahan longsor), yang biasanya berfungsi sebagai penahan tanah dan batu agar tidak longsor," kata tokoh masyarakat setempat, Ha`i, di Bangkalan.

Seperti yang dilansir tvone, Ha`i menjelaskan, tebing yang berada di sisi kanan dan kiri jalan hanya dikepras (potong), tanpa dibangun plengsengan. Ironisnya, di bawah tebing dijadikan tempat jualan puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL).

"Besar kemungkinan, keselamatan PKL juga terancam jika tebing suatu saat longsor. Sebab, tanah dan batu akan mengubur para PKL yang berada di bawah," ungkapnya.

Sejak awal beroperasi Suramadu, sambung Ha?i, pihaknya sudah mempertanyakan masalah plengsengan di sekitar tebing. Hanya saja, belum ada jawaban secara pasti, baik dari pihak pengelola Suramadu maupun pemerintah setempat.

"Kalau musim hujan seperti ini berbahaya, bisa jadi rawan longsor karena tidak ada plengsengannya. Jika itu sampai terjadi maka warga yang akan menjadi korban," ujarnya.

Menurut Ha`i, pihak pengelola Suramadu dan pemerintah kabupaten (pemkab) Bangkalan tidak ada alokasi dana untuk membangun plengsengan di daerah tersebut.

"Itu saya lakukan, karena kami khawatir jika hujan lebat terus turun maka tebing akan longsor. Sehingga yang menjadi korban pertama kali PKL karena berada di bawah tebing," paparnya.

Ha`i menambahkan, untuk mengantisipasi kejadian tersebut, pihaknya telah menyarankan pada para PKL supaya menutup warungnya kalau hujan turun.

"Jika tidak ada anggaran, sebenarnya ada cara lain supaya bisa terhindar dari longsor yakni menanam pohon di sekitar tebing akses Suramadu," urainya. (Amril Amarullah)

Sumber: VIVAnews, Kamis, 26 November 2009

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home