Serapan Tembakau Masih 2.600 Ton

Dari 18.000 Ton yang Dibutuhkan

Panen raya tembakau 2009 masih sekian persen dari target pabrikan, terutama di Pamekasan. Buktinya, hingga kemarin pagi, pembelian perwakilan pabrikan baru mencapai 2.600 ton dari prediksi pembelian 18.000 ton.

Dari total areal tanam yang mencapai 31.975 hektare. Tembakau petani yang masih belum terserap mencapai 16.000 ton, termasuk yang belum dipanen. Sehingga, masih buruh cukup lama untuk menyerap tembakau tersebut.

Berdasarkan data rekapitulasi, hingga 27 Agustus tonase baru sekitar 20 persen tembakau petani yang terserap. Data itu merupakan akumulasi dari total pembelian perwakilan atau kuasa pembelian masing-masing pabrikan yang ada.

Rinciannya, PT Sampoerna mencapai 1.410.240 kilogram. Sampoerna termasuk terbanyak dari perwakilan pabrikan lainnya. Menyusul di bawahnya Gudang Garam yang mencapai 663.159 kilogram. Sedangkan, Djarum baru melakukan pembelian sekitar 293.198 kilogram.

Sedangkan, Nojorono dan Sukun masing - masing 80.121 kilogram dan 63.462 kilogram. Ranting pembelian Gudang Garam Sumenep diperkirakan telah mencapai 68.167 kilogram dan pembelian mencapai 42.257 kilogram.

Sedangkan, harga tembakau masih belum ada perubahan signifikan. Berdasarkan data rekapitulasi tim pemantau tataniaga tembakau disperindag, dikisaran Rp 26.000 ke bawah. PT Gudang Garam (GG) harga tertinggi Rp 32.000 dan terendahnya Rp 16.000. PT Sampoerna hingga kemarin harga terendah Rp 14.000 dan tertinggi Rp 26.000.

Harga tertinggi PT Djarum Rp 15.000 sampai Rp 22.000 dan Nojorono harga tertinggi mencapai Rp 24.000 dan terendahnya Rp 18.000. Sedangkan yang lainnya masih belum ada kejelasan. (lihat grafis)

Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Pamekasan Kadisperindag Atok S. mengatakan, produksi tembakau petani dipastikan terserap semua. Sebab, luas areal dan target pabrikan tidak jauh berbeda.

"Untuk itu, kami mengharap petani tetap memanen tembakau sesuai ketentuan. Yakni kalau masih muda jangan dipanen. Sebab, akan memengaruhi kualitas. Jika kualitas tidak baik maka otomatis akan memengaruhi harga," pungkasnya saat paparan di hadapan Muspikab kemarin.

Sekadar mengingatkan, berdasarkan proyeksi 2009, areal tembakau mencapai 31.975 hektare terdiri atas sawah, tegalan, dan gunung. Areal ini meningkat 10 persen dibanding 2008 lalu (31.000 hektare). Dari areal sekitar 30.000 hektare 2008 menghasilkan tembakau sekitar 16.384 ton. Rinciannya, gunung (5.770 hektare), tegal (13.955), dan sawah (9.325 hektare). (nam/abe/rd)

Sumber: kauJawa Pos, 28/08/2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home