Suramadu Waspada, Banyak Sekrup Hilang
Belum sepekan dibuka, sejumlah komponen jembatan Suramadu seperti mur baut alias sekrup dilaporkan banyak yang hilang. Begitu gawatnya masalah ini, bos proyek Suramadu, AG Ismail mengaku telah memerintahkan pimpinan proyek (pimpro) segera menggelar rapat tentang vandalisme yang terjadi di jembatan itu.
"Itu kelakuan orang iseng. Banyak sekali laporan tengan vandalisme itu. Bahkan sejak awal (pembangunan) dulu," keluh AG Ismail menjawab Surya, Minggu (14/6).
Pejabat yang juga menjadi Kepala Balai Besar Jalan Nasional V yang membawahi proyek Suramadu ini mengaku pihaknya perlu waspada terhadap ancaman perusakan jembatan senilai Rp 4,2 triliun itu, sehingga harus segera digelar rapat khusus.
Dia mengatakan, persoalan pencurian aset publik atau vandalisme bukan pertama kali terjadi di Suramadu. Ketika pertama dibangun, besi untuk kerangka jembatan juga banyak yang raib. Bahkan, lanjutnya, belakangan ada komplotan khusus yang tertangkap mencuri besi dari dasar laut.
Selain itu, selubung pondasi sisi Madura dari logam khusus juga pernah dilaporkan hilang pada 2006 lalu. Padahal saat itu sedang banyak pekerja.
Dan ketika sekarang sudah tidak ada lagi pekerja di proyek tersebut, maka kemungkinan adanya orang-orang yang iseng untuk mencuri sekrup dan komponen lainnya akan semakin terbuka peluangnya.
Informasi banyaknya mur dan baut hilang ini ini juga muncul dari laporan sejumlah pengendara yang melintas di jembatan Suramadu. Mereka secara tak sengaja mengaku melihat sejumlah pagar yang membatasi jalur roda dua dengan laut tidak ada bautnya. Beberapa sekrup di antaranya juga terlihat kendor.
Semula ada anggapan pembangunan jembatan ini belum rampung 100 persen, meski telah diresmikan 10 Juni lalu. Namun Ismail mengelak jika dikatakan pembangunan belum beres. “Progress sudah selesai semua. Pekerja sudah tidak ada. Semua sudah terpasang. Kalau sekarang tidak ada, ya itu hilang. Itu yang menjadi perhatian kami sekarang ini,” katanya.
Ismail juga menyesalkan perilaku berlebihan sebagian orang yang lewat di jembatan itu. Sesuai laporan yang dia terima, ada orang yang bergelantungan di kabel bentang tengah jembatan sambil berfoto ria. Tidak sedikit pula yang berayun-ayun di pagar pembatas bagian luar, hanya untuk keperluan berfoto ria. “Kalau yang terjadi seperti itu kan sudah di luar prosedur keamanan,” ujarnya.
Terpadat
Sementara itu, sepanjang Minggu (14/6) kemarin menjadi hari tersibuk dan terpadat di jembatan Suramadu. Jembatan sepanjang 5,5 kilometer (5.438 meter) ini dibanjiri ratusan ribu orang. Tidak hanya dari Surabaya dan sekitarnya serta Madura. Dari plat nomor kendaraan juga banyak yang datang dari Jawa Tengah sekadar ingin merasakan jembatan terpanjang di Asia Tenggara ini.
Terlihat beberapa minibus dengan plat nomor AD yang dijubeli penumpang lewat. Minuibus warna biru tua ini sempat terjebak di ekor kemacetan Jl Tambakwedi menuju pintu tol Suramadu.
Menurut salah satu penumpangnya, Suhardjo, dirinya datang dari Jawa Tengah bersama kerabatnya khusus ingin melihat Suramadu. « Mumpung liburan, ingin tahu saja,” katanya.
Banyak sekali plat nomor di luar L dan M yang melintas, mulai plat AG, W, S, P. dan lainnya. Akibatnya, kemacaten tidak terkendali. Jalur motor sepanjang 5,5 kilometer padat dengan ribuan kendaraan, merambat dari ujung jembatan sisi Madura ke ujung jembatan sisi Surabaya. Panas siang kemarin membuat pengedara motor kepanasan.
Karena macetnya, petugas dan keamanan tol terpaksa membiarkan saja pengguna motor memasuki jalur mobil. Tetapi mereka tetap mengarahkan pengendaranya agar melintas di lajur kiri, karena jalur mobil juga terlihat padat merambat.
Suasana memasuki pintu tol Suramadu juga makin padat karena penjual keliling memanfaatkannya untuk menjajakan dagangan. Seperti air mineral dan makanan kecil.
Kemecetan tidak hanya terjadi di jembatan. Di jalan-jalan yang menuju ke arah jembatan ini mecetnya luar biasa. Mulai dari jalan kembar Tambakwedi hingga Kenjeran, hingga di perempatan Kaliondo-Kapasan. Padahal jarak perempatan terakhir ini ke jembatan sekitar 10 kilometer. Dan kemacetan itu terjadi hingga menjelang malam hari.
Kepala Cabang PT Jasa Marga Surabaya, Agus Purnomo ketika berada di lokasi, mengimbauseluruh masyarakat agar memanfaatkan jembatan ini untuk tujuan ke Madura atau sebeliknya. Karena kalau hanya untuk berwisata tanpa tujuan, bakal mengganggu lalu lintas dua pulau ini.
"Mereka berhenti berfoto-foto. Ketika ditegur, mereka hanya senyum. Tapi begitu lengah sedikit, mereka berhenti untuk mengambil foto lagi," keluh Agus. uca/k3
Sumber: Surya, Senin, 15 Juni 2009
0 Comments:
Post a Comment
<< Home