Ribuan Santri Terpaksa Mandi Air Keruh

Kekeringan yang terjadi di wilayah Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menyebabkan sekitar 7.000 santri di sejumlah pondok pesantren mandi dengan air sungai yang mulai keruh. Hal ini terjadi di Pondok Pesantren Banyuanyar dan santri Ponpes Bata-Bata, semuanya di kecamatan Palengaan.

Menurut salah seorang santri, Samsul, Selasa (8/7), tindakan itu dilakukan karena debit air sumur yang ada di pondoknya mulai berkurang. Jika digunakan untuk mandi, air tidak cukup untuk kebutuhan memasak. Maka mereka lebih memilih mandi di sungai meski airnya keruh. "Yang penting masaknya air bersih. Kalau soal mandi enggak apa-apa kita mandi di sungai. Toh tetap suci kok," katanya menjelaskan.

Tidak hanya mandi, buang air besar juga dilakukan para santri di sungai karena WC pondok sudah tak dapat digunakan akibat tak ada air. Menurut Samsul, kondisi seperti ini hampir setiap tahun terjadi, terutama saat musim kemarau seperti sekarang ini. "Karena sudah biasa seperti itu kami tidak masalah Mas. Teman-teman tetap bertahan, di sini tidak ada yang pulang kecuali liburan", kata Samsul menambahkan.

Kondisi serupa juga terjadi di pondok pesantren lain di Kecamatan Palengaan, seperti di Ponpes Al-Khairat Bata-Bata dan Ponpes Miftahul Ulum Betet, Kecamatan Pamekasan. Di Al-Khairat, santri harus mengurangi mandi menjadi satu kali sehari karena persediaan air menipis. Demikian juga di Ponpes Betet. Di kedua ponpes itu santri terpaksa mandi air kolam pemandian yang mulai keruh karena aliran air dari sumber air di dekat pondok mulai berkurang.

Sumber: Kompas.Com, Selasa, 8 Juli 2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home