Massa Rusak Mapolsek

Enam Orang Diamankan

Ratusan warga Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Sumenep, kemarin sore merusak mapolsek setempat. Massa melempari mapolsek dengan batu. Akibatnya, sejumlah fasilitas kantor rusak.

Informasi yang diterima koran ini dari warga setempat menyebutkan, massa tiba di mapolsek sekitar pukul 17.00. Mereka ke mapolsek karena salah satu warga, Anam, ditangkap polisi.

Anam ditahan di Mapolsek Talamngo karena terkait kasus perusakan rumah Dahri, warga Kampung Jeruk Porot, Desa Cabbiya, beberapa waktu lalu. Kabarnya, rumah DH dirusak karena diduga memiliki ilmu santet.

Rupanya, keluarga Anam dan sebagian warga Cabbiya tidak terima dengan tindakan polisi yang mengamankan Anam. Sebab, DH yang diduga memiliki ilmu santet dibiarkan bebas berkeliaran.

Kemudian, massa mendatangi mapolsek. Tampaknya, negosiasi antara Kapolsek AKP Edi Heryanto dengan massa buntu. Sehingga, massa mengamuk dan melempari mapolsek dengan batu.

Akibat amukan massa itu, sejumlah fasilitas di mapolsek rusak. Antara lain, dua kaca besar di ruang penjagaan dan ruangan Kapolsek pecah, kaca mobil patroli yang diparkir di depan mapolsek juga pecah. Bahkan, pecahan kaca melukai kaki Kapolsek.

Untungnya, bantuan dari Polres Sumenep dan Polsek Kalianget segera datang. Massa pun berhasil dibubarkan. Beberapa pelaku perusakan mapolsek diamankan dan dibawa ke mapolres. Informasi yang didapat koran ini menyebutkan, ada enam warga diamankan.

Sekitar pukul 18.45 Kapolres Sumenep AKBP Darmawan tiba di lokasi kejadian. Dia langsung memeriksa dan melihat olah tempat kejadian perkara (TKP). Informasi yang diserap koran ini dari polisi, aksi massa itu buntut dari pengrusakan rumah DH karena diisukan sebagai dukun santet.

Kapolsek Talango AKP Edi Heryanto yang dikonfirmasi koran ini tadi malam mengatakan, sebenarnya masalah perusakan rumah DH sudah tidak ada masalah. Bahkan, pihaknya sempat mendatangi warga dan aparat Desa Cabbiya. "Kita melihat tidak ada masalah," katanya.

Sehingga, dia heran ketika kemarin sore, ratusan warga mengepung dan melempari mapolsek. Bahkan, saking banyaknya dan bringasnya massa, Kapolsek sempat meminta anggotanya mundur dan salah satu anggotanya melakukan tembakan peringatan.

Tapi, ternyata massa tetap saja melempar mapolsek. Massa bisa dibubarkan setelah bantuan personel dari polres tiba. "Kita sudah berupaya melakukan pendekatan secara persuasif. Tapi rupanya massa tetap seperti itu," katanya. (zr/mat)

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 22 Juni 2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home