Hendry Darmawan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional

Dipuji Menpora, Tak Mau Patenkan Temuan

Perjuangan dan kerja keras Hendry Darmawan, 28, asal Desa Buddih, Kecamatan Pademawu, Pamekasan dalam memodifikasi kincir angin ternyata tidak sia-sia. Setelah terpilih sebagai juara 1 tingkat Jawa Timur, kini dia juga sukses menjadi Pemuda Pelopor tingkat nasional.

Perjuangan Hendry Darmawan menuju Pemuda Pelopor tingkat nasional ibarat serial film 31 Hari Mencari Cinta. Betapa tidak. Dalam hitungan 31 hari persis, lulusan STM (sekolah teknik menengah) itu berhasil meraup sukses luar biasa. Yakni, terpilih sebagai Pemuda Pelopor tingkat nasional.

Dari catatan koran ini, Hendry-sapaan akrabnya, berjuang menuju Pemuda Pelopor tingkat nasional sejak 27 September lalu. Itu dihitung sejak dia terpilih sebagai duta Jawa Timur menuju tingkat nasional pada even pemilihan Pemuda Pelopor. Sebelumnya, Hendry berhasil menyisihkan wakil dari kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur.

Setelah resmi mewakili Jawa Timur menuju tingkat nasional, tanggal 30 September lalu Hendry mulai memasuki proses seleksi. Saat itu, diawali dengan kroscek tim juri dari Jakarta ke rumah Hendry di Desa Buddih, Kecamatan Pademawu.

Di hadapan tim juri nasional, pria yang kini telah berputra itu harus berjuang keras mengikuti berbagai ujian. Termasuk, ujian lapangan yang dilakukan tim dewan juri Pemuda Pelopor tingkat nasional dari Jakarta yang secara khusus ’mengintrogasinya’ seputar karya besarnya. Dan, Hendry secara lugas mempresentasikan hasil karyanya.

Berdasar pengakuannya, karya yang dihasilkannya itu diperoleh dari inspirasi saat mengunjungi lahan pegaraman. "Saya melihat kincir angin yang ada selama ini hanya mengandalkan angin satu arah. Makanya, saya berpikir untuk memodifikasi agar arah kincir angin bisa dari berbagai arah," katanya meyakinkan saat itu.

Untuk memodifikasi kincir agar bisa menerima angin dari berbagai arah, Hendry memodifikasi di bagian mekanik. Dengan hasil karyanya Hendry membuatkan kemudi. Yang sebelumnya tidak ada. "Kemudi itu akan bisa diterpa angin dari segala arah. Untuk memudahkannya, di dalam kincir angin kita pasangkan as atau sejenis roda agar bisa leluasa berputar," terangnya. Alhasil, Hendry pun menjadi orang pertama yang mampu memodifikasi kincir angin agar lebih fleksibel.

Dari presentasi di Desa Buddih, Hendry lalu diundang ke Jakarta. Di Ibukota, dia juga menjalani beberapa sesi penjurian. Mulai dari presentasi, wawancara dan sebagainya. Nah, beberapa hari sebelum perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober lalu, Hendry menerima kabar dari Bagian Kesra Setkab Pamekasan. Ternyata, dia terpilih sebagai Pemuda Pelopor tingkat nasional.

Untuk itu, tanggal 28 Oktober lalu Hendry harus ke Jakarta menerima penghargaan dari Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) Adhyaksa Daut. "Saat itu saya datang dengan didampingi pejabat dari bagian kesra. Saya bangga sekali menerima penghargaan dari Pak Menpora," tuturnya lugas.

Dari pertemuan dengan Menpora, ada kenangan yang tak bisa dilupakan Hendry. Yakni, saat Menpora memberikan pujian terhadap hasil karya Hendry berupa modifikasi kincir angin yang dinilai sebagai suatu temuan menakjubkan.

Selain menerima penghargaan dari Menpora, Hendry juga mendapat hadiah uang pembinaan dan beberapa sertifikat. "Saya berharap bisa mengembangkan temuan ini. Makanya dalam waktu dekat akan saya kirim proposal ke provinsi sesuai petunjuk saat itu dalam upaya memproduksi massal kincir angin fleksibel," papar Hendry.

Apa tidak ada niatan untuk mempatenkan temuan? Hendry kembali menegaskan, pihaknya tidak akan mempatenkan temuannya. "Saya tidak pernah berpikir untuk mematenkan temuan ini. Sebab, saya semata-mata ingin membantu warga saja," terangnya polos. "Kincir angin fleksibel ini bisa bermanfaat untuk bidang industri. Seperti garam dan home industry, pertanian, perkebunan untuk menyiram tembakau, maupun untuk memelihara ikan di tambak," sambung Hendry.

Kini, kincir angin hasil karya Hendry telah terpasang di 8 desa di Pamekasan. Terutama, di desa-desa yang kebanyakan penduduknya mengandalkan produksi garam sebagai mata pencaharian utamanya. Kincir angin ini akan menghemat energi, efisien dan terjangkau harganya.

Kepala Bagian Kesra Setkab, A. Razak Bahman. melalui Kasubag Pemuda dan Olahraga M. Yasin menjelaskan, pemkab berterima kasih kepada Hendry karena mengharumkan nama Pamekasan di tingkat nasional. "Mudah-mudahan bisa menjadi pemicu pemuda lainnya untuk berkreativitas," harapnya. (AKHMADI YASID)
Sumber: Jawa Pos, Kamis, 01 Nov 2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home