Pasar Anom Pasca Kebakaran #1
Tanpa Asuransi, Semua Barang Dagangan Ludes
Geliat perekonomian di Pasar Anom mulai kemarin terhenti untuk sementara waktu. Itu karena puluhan kios di Blok A ludes terbakar api. Pemilik kios hanya bisa melihat dan meratapi barang daganganya yang dilalap api. Bagaimana nasib mereka kini?
Minggu pagi kemarin menjadi mimpi buruk bagi sebagian pedagang yang mencari nafkah di Pasar Anom. Sekitar pukul 04.30 api melahap habis ratusan kios yang berada di Blok A-T, A-K, dan A-S. Mobil pemadam yang dikerahkan ditambah dengan bantuan warga tidak mampu menahan kobaran api.
Kebakaran pasar yang terletak di belakang kantor Bank Nasional Indonesia (BNI) itu merupakan kebakaran terbesar selama kurun lima tahun ini. Akibat musibah tersebut, ratusan pedagang kehilangan dagangan dan mata pencahariannya. Mereka berharap, pemkab membantu memberikan modal dan merenovasi bangunan pasar yang hangus.
Pedagang dan pemilik kios yang terbakar hanya bisa meratapi nasibnya. Dagangan mereka ludes dilalap si jago merah. Kesedihan ini salah satunya dialami pemilik toko elektronik Pak Sani, Sujarwo. Tak satu pun barang dagangannya bisa diselamatkan. Itu karena lokasi kiosnya berada di tengah yang sulit dijangkau alat pemadam kebakaran. "Semua dagangan saya ludes terbakar," keluhnya.
Dia menyesalkan tindakan antisipasi dari pihak petugas pasar yang dinilai lamban menghentikan kobaran api. Dia juga kecewa dengan sarana prasana pemadam kebakaran (PMK) yang sangat minim. "Api sulit dimatikan karena mobil pemadam hanya satu. Sedangkan yang saya tahu pemkab punya dua. Lagi pula, datangnya agak lambat. Ini bentuk kelalaian," sesal Jarwo.
Nasib sama dialami H Abdul Kadir, pemilik Toko Akas. Dia hanya bisa melihat ketika api menghanguskan semua barang pecah belah dagangannya. "Kita sudah kena musibah, semua sudah habis. Kita hanya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk segera merehap bangunan kios ini. Sehingga, kita bisa mencari nafkah lagi untuk keluarga," harapnya.
Sedangkan Ketua Paguyuban Pedangang Pasar Anom H Abd. Rofik ketika ditemui koran ini juga bersikap sama. Dia mendesak pemkab untuk ikut membantu meringankan musibah yang menimpa para pedagang. "Kami tidak punya pekerjaan dan penghasilan, selama bangunan ini tetap dibiarkan hangus. Sebab, kami tidak mungkin berjual di dalam toko yang hampir roboh," ujarnya.
Untuk itu, Rofik minta pemkab segera membangun kembali kios tersebut. Selain itu, dia mengharapkan pemkab memberikan bantuan dana modal kepada para pedagang. Sebab, akibat kebakaran, banyak pedagang yang tidak lagi memiliki modal. "Kita bukan pedagang kelas atas yang punya ansuransi. Ketika barang kami ludes terbakar, tidak ada lagi yang bisa kami jual. Dagangan kami hanya untuk makan setiap harinya. Jadi kami membutuhkan modal awal untuk kembali berdagang," kata pemilik Toko Inter Mustika ini. (A. ZAHRIR RIDLO)
Sumber: Jawa Pos, Senin, 29 Okt 2007
0 Comments:
Post a Comment
<< Home