Puluhan Tahun Desa Nambakor Jadi Langganan Banjir

Kamis, 13/06/2013 | 11:38 WIB SP/Irul Rumah warga yang tergenang air. SUMENEP - Selama 3 hari hujan mengguyur Kota Sumenep, membuat puluhan rumah di Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, terendam banjir akibat saluran air dari lahan pegaraman semakin menyempit. Padahal sebelumnya, 20 tahun lalu desa tersebut tidak pernah tergenangi air apalagi hingga banjir seperti sekarang ini. Sejak adanya lahan pegaraman yang lokasinya berdekatan dengan desa tersebut, masyarakat mulai resah karena genangan air yang di akibatkan dampak dari lahan pegaraman tersebut mulai menggenangi desa mereka. Dan itu sidah berlangsung kurang lebih selama 27 tahun. Menurut Siti (60), salah satu warga setempat mengatakan, pada zaman dulu sekitar tahun 1986 lalu sebelum lahan pegaraman digarap, desa ini tidak pernah pernah kebanjiran. Waktu itu saluran air besar mampu dilalui aliran air hujan meski deras. Setelah itu saluran air semakin menyempit dan air tidak mengalir dengan lancar, sehingga luapannya merendam rumah-rumah warga. “ Jika pada musim hujan di desa ini memang menjadi langganan banjir, padahal dulu tidak seperti ini, karena air berjalan lancar dan air tidak pernah meluap,” tuturnya, Rabu, (12/6). Bahkan ketika intensitas hujan tinggi, kadang air yang menggenangi rumah warga biasanya baru surut satu minggu kemudian, itupun jika tidak ada hujan lagi. Tetapi, ketika hujan sering terjadi air tersebut bisa berlangsung lama menggenangi rumah warga. Hal senada juga di sampaikan oleh Kepala Desa setempat, Abd Su’ud. Ia mengakui jika musim hujan memang sudah pasti rumah warga ini akan menjadi langganan banjir, akibat menyempitnya saluran air yang ada. "Kadang sebagian warga ketika banjir terpaksa mengungsi ke rumah tetangga yang posisi rumahnya lebih tinggi,” jelasnya. Ketika banjir terjadi aktifitas masyarakat setempat lumpuh. Parahnya lagi lahan pertanian di desa tersebut terendam air seperti danau hingga sekitar 48 hektare tanaman padi gagal panen, karena terendam banjir. Lebih lanjut, Suud, mengatakkan, pihaknya sudah berulangkali mengadukan persolan tersebut kepada pemerintah setempat, tetapi belum ada langkah konkrit. Mohammad Fadilah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sumenep, mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan duduk bersama dengan semua instansi terkait guna mencari solusi mengatasi bencana banjir yang seringkali terjadi di Desa Nambakor ini. “Kami bersama sejumlah SKPD, seperti dinas pertanian dan pengairan akan duduk bersama, kemudian memanggil pihak perusahaan PT Garam selaku pemilik lahan pegaraman, untuk menemukan solusi banjir yang sering terjadi di desa ini," paparnya. Menurut Bambang Heriyanto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep, menjelaskan, luapan air yang terjadi di desa ini bukan hanya merendam rumah warga, melainkan meluas hingga merendam puluhan hektare pertanian. Sehingga musim tanam tahun ini, petani di Desa Nambakor sudah pasti gagal tanam dan gagal panen. “Kami sepekat duduk bersama untuk membicarakan persoalan ini, agar nasib petani segara dapat teratasi," ujarnya. md1

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home