Lapangan Terbang Trunojoyo Beroperasi
Cukup syarat untuk lokasi latihan terbang, belum layak untuk pesawat komersial. Lapangan Terbang (Lapter) Trunojoyo, lapter satu-satunya di Madura, sudah beroperasi sejak Selasa (29/6). Tapi, pengoperasian lapter itu bukan untuk pesawat komersial, melainkan digunakan sebagai tempat latihan terbang bagi siswa Merpati Flying School milik PT Merpati Nusantara Airlines.
Kepala Tata Usaha Satuan Kerja Bandara Trunojoyo Sumenep, Abd. Rozaq, mengatakan, Lapter Trunojoyo ini sudah dilengkapi sarana komunikasi dan cukup syarat untuk dijadikan lokasi latihan terbang. “Izin lapter untuk pesawat jenis komersil, hingga kini belum turun. Jadi, untuk sementara digunakan sebagai latihan terbang,” kata Abd. Rozaq, Rabu (30/6). ”PT Merpati Nusantara Airlines akan meluncurkan dua pesawat untuk digunakan latihan terbang di sini. Untuk sementara, baru satu pesawat yang didatangkan,” lanjutnya.
Pesawat latih jenis Cessna 172 produksi tahun 1983 tersebut mulai Senin (28/6) sudah parkir di lapter tersebut dan keesokan harinya, Selasa (29/6), mulai dipakai latihan terbang bagi tujuh calon pilot dan beberapa kali mereka melakukan uji coba penerbangan. Mereka bermanuver di area dan sirkuit, yaitu terbang dan landing kembali di lapter yang sama dengan ketinggian kurang lebih 300 meter dari permukaan laut.
Lapter Trunojoyo memiliki luas sembilan hektare dengan landasan sepanjang 900 meter dan lebar 23 meter. Kepala Instruktur Penerbang Sekolah Terbang Merpati, Sigit Permadi menjelaskan, dalam latihan terbang itu, pihaknya hanya memfokuskan pada lima area penerbangan. Area Belluk Ares, Kecamatan Ambunten, berada pada 300 derajat dari Lapter Trunojoyo. Area Poteran, Kecamatan Talango, sekitar 120 derajat. Area Gaddu, Kecamatan Ganding, sekitar 165 derajat. Area Jate (Pulau Giliraja) 205 derajat. Area Galis, Kecamatan Giligenting, 250 derajat dari lokasi Lapter Trunojoyo.
“Kami akan terus melakukan latihan penerbangan di Lapter Trunojoyo sampai MoU dengan Pemkab Sumenep berakhir,” kata Sigit, tanpa menyebut kapan MoU itu berakhir.
Kepala Dinas Perhubungan Sumenep, Achmad Aminullah, belum bisa dikonfirmasi terkait peruntukan Lapter Trunojoyo tersebut. Surabaya Post sudah mencoba menghubungi lewat telepon, tak diangkat. Ketika hendak ditemui, ternyata ia tak berada di kantornya.
Sekitar Maret lalu, kabar tentang pengoperasian Lapter Trunojoyo untuk latihan terbang sudah beredar di media massa. Saat itu, Kepala Satker Bandara Udara Trunojoyo Sumenep Dody Darma Cahyadi mengungkapkan bahwa Pemkab Sumenep dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara membuat MoU (memorandum of understanding) atau kesepakatan dengan PT Merpati Nusantara pada Februari lalu.
Menurut Dody, kondisi Lapter Trunojoyo memang masih belum layak untuk operasi pesawat komersial. “Pengoperasian landasan pacu Lapter Trunojoyo belum maksimal, kalau hanya untuk pelatihan pilot dengan pesawat jenis Cessna 172 sudah bisa,” katanya waktu itu. (iir)
Sumber: Surabaya Post, Kamis, 1 Juli 2010
Labels: bandara trunojoyo, lapter, peristiwa, sumenep
0 Comments:
Post a Comment
<< Home