Sumur Bor Dikeluhkan

Warga Desa Sera Timur, Kec. Bluto mengeluhkan pembangunan sumur bor yang dilakukan Dinas PU Pengairan Sumenep. Kegiatan eksplorasi air itu dirasa berdampak kepada sumber mata air milik masyarakat yang semakin surut.

Sedikitnya dua sumber air dan 13 sumur di desa itu debitnya terus berkurang, bahkan ada yang sudah mulai mengering, pasca pengeboran tersebut. Karena keluarnya air dari sumur bor tersebut cukup besar.

Mohammad (50), warga Desa Sera Timur, mengaku awalnya menyambut positif dengan keluarnya air di sumur yang dilakukan pengeboran oleh dinas. Karena, dengan kedalaman 60 meter saja, ternyata mampu mengeluarkan air yang cukup besar.

Tapi lama-kelamaan, eksistensi sumur bor yang mengeluarkan air dalam jumlah besar itu telah mengurangi debit air di sumur-sumur warga. ”Saat ini, air sumur kami sudah mengering. Ada 13 sumur yang kini sudah tidak ada airnya,” katanya.

Padahal, lanjut dia, sebelum pengeboran sumur oleh dinas pengairan dilakukan, kondisi dua sumber air dan sumur di desa setempat baik-baik saja. Sehingga masyarakat meminta sumur bor milik dinas pengairan itu diutup saja. ”Kami menginginkan sumur bor itu ditutup saja. Karena, tidak mendatangkan manfaat, tapi justru merugikan masyarakat setempat untuk mendapatkan air bersih,” ungkapnya.

Atas persoalan itu, Kepala Dinas PU Pengairan Sumenep, Mohammad Jakfar, mengaku sudah menerjunkan tim untuk mengecek ke lapangan. “Memang ada pengurangan debit air milik warga akibat pengeboran itu,” ujarnya.

Sebagai langkah awal, pihaknya sudah memasang casing pipa di kedalaman 60 meter, agar air yang keluar dari sumur itu tidak terlalu besar. ”Debit air yang keluar cukup besar. Saat ini kami menunggu alat dari Surabaya, karena di samping semburan air sumur itu akan dicor dengan kedalaman hingga 40 meter. Sedangkan, di bawah kedalaman 40 meter akan diberi kerikil untuk memfilter air,” ungkapnya.

Ditegaskan, jika keberadaan sumur bor dianggapa merugikan masyarakat sekitarnya, maka pihaknya tidak keberatan proyek yang dibiayai APBD 2009 sebesar Rp 139 juta itu ditutup. ”Jika masyarakat setempat meminta untuk ditutup, ya kami akan menutup sumur bor itu,” ujarnya.

Pada tahun ini ada empat titik pengeboran, yakni di Kec. Ganding, kemudian di Desa Poreh (Kecamatan Lenteng), Desa Batu Dinding (Kecamatan Gapura), dan Desa Sera Timur (Kecamatan Bluto).”Dari empat titik pengeboran sumur itu, hanya di Desa Sera Timur yang bermasalah dengan warga,” katanya. (iir)

Sumber: Surabaya Post, Sabtu, 5 Desember 2009

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home