Demo Warnai Wisuda Unijoyo
Wisuda VI Universitas Trunojoyo (Unijoyo) kemarin diwarnai demo simpatik 17 aktivis Keluarga Mahasiswa (KM) Unijoyo. Mereka memertanyakan pergantian dekan.
Saat demo mahasiswa tidak berorasi. Mereka hanya menggelar poster bernada protes. Diantaranya bertuliskan, 'SK 2005 limited edition? Mau dong', 'Rektor terpilih terlalu penakut', 'Rektor mana preograsimu? Senat mana keberanianmun?', 'Perbaiki sistem kepemimpinan rektor untuk peningkatan kredibilitas pimpinan'.
Menurut Arif, korlap aksi, sejak terpilihnya Rektor Prof Dr Ir Ariffin MS (akhir 2006) dan terpilih pembantu rektor (Agustus 2007), pemilihan dekan sudah direncanakan sejak bulan lalu. "Namun sampai hari ini masih tidak ada kejelasan," ujarnya.
Dia menjelaskan, referensi utama dalam pemilihan rektor berikut para pembantunya adalah Kepmendikbud 284/U/1999. Pada pasal 10 ayat 2 dinyatakan bahwa pemberhentian pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas dilakukan pejabat yang berwenang mengangkatnya.
Sedangkan pemberhentian pertimbangan calon dekan dilakukan melalui rapat senat fakultas diselenggarakan khusus. Selambat-lambatnya satu bulan sebelum masa tugas dekan berahir yang kemudian disahkan senat perguruan tinggi (pasal 7 ayat 3).
"Pada pasal 3 ayat 3a disebutkan, syarat menjadi dekan serendah-rendahnya menduduki jabatan lektor kepala. Yang menjadi diskusi menarik sekaligus kegelisahan kawan-kawan mahasiswa dan sebagian civitas adalah, terminologi pergentian pucuk pimpinan bersifat derivatif dengan pejabat-pejabat yang ada di bawahnya," jelas Arif.
Maka, sambungnya, asumsi sederhana ketika ada pergantian rektor, minimal ada pergantian atau pembaharuan pembantu rektor dan dekan di tiap-tiap fakultas. Yang sangat tidak populis dan elegan, ketika rektor merekomendasikan kepada senat salah satu fakultas, satu dosen yang tidak memenuhi kepangkatan agar dipilih yang nantinya akan disahkan senat universitas untuk menjadi dekan.
KM Unijoyo menilai, senat, baik universitas ataupun fakultas, terkesan lamban dan kurang tegas dalam menyikapi persoalan tersebut sejak awal kepemimpinan rektor definitif. Karena itu, KM Unijoyo menuntut diadakan peninjauan kembali secara akademik dan yuridis terhadap SK Rektor Tahun 2005 tentang Pembaharuan Penetapan Dekan di masing-masing fakultas.
"Rektor beserta senat menggunakan prosedur pergantian dan pengangkatan dekan sebagaimana diamanatkan Kepmendikbud 284/U/1999. Rektor dan senat diminta memercepat pergantian dekan masing-masing fakultas mengacu pada kepmendikbud. Dan, menolak SK Rektor Tahun 2007 tentang sinkronisasi masa jabatan dekan," tandas Arif.
Dikonfirmasi soal demo mahasiswa, Humas Unijoyo Teti enggan berkomentar banyak. Dia hanya mengatakan bahwa apa yang menjadi tuntutan mahasiswa ada prosedurnya.
Sementera itu, Unijoyo untuk kali keenam mewisuda 325 lulusannya. Mahasiswa yang diwisuda kali ini berasal dari empat fakultas. Terdiri dari 132 wisudawan fakultas ekonomi, 63 wisudawan fakultas hukum, dan 27 wisudawan fakultas pertanian. Sementara, fakultas teknik mewisuda 129 lulusan.
"Dalam wisuda 2007 ini, 18 lulusan mendapat predikat cumlaude (dengan pujian, Red)," kata Humas Unijoyo Teti kepada wartawan kemarin.
Untuk wisudawan terbaik fakultas ekonomi diraih Imron Badhawi dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,68. Fakultas hukum diraih Hisnuddin Lubis IPK 3,81, fakultas pertanian diraih Kefiatin Handayani IPK 3,68, dan fakultas teknik diraih Vivi Triwidyaningrum dengan IPK 3,53. (tra)
Sumber: Jawa Pos, Minggu, 28 Okt 2007
1 Comments:
walah aktivis taik.. teplok aja mukanya yang merangsang itu dengan duit.. selesai.
Post a Comment
<< Home