Mahasiswa Bentrok dengan Polisi

Pamekasan, Surya - Unjuk rasa mahasiswa di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Rabu (6/6) pagi, diwarnai bentrok fisik.

Para aktivis yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Bersatu (KMB) bentrok dengan polisi. Saat terjadi saling dorong, Wakapolres Kompol Muliaji WSD terjungkal.

Para mahasiswa demo menolak pungutan uang praktikum. Mereka membawa sejumlah poster dan replika keranda bertuliskan turut berduka cita atas matinya kemanusiaan di STAIN, Mereka juga berorasi bergantian.

Syaiful Anam Ghan, korlap demo, mengatakan para aktivis marah karena polisi menghalangi mereka bertemu dengan petinggi STAIN. "Ini kampus kami, mahasiswa berhak melakukan apapun di sini. Seharusnya polisi tidak boleh masuk kampus," teriak Syaiful.

Kompol Muliaji meminta para demonstran tertib. Namun, para aktivis berupaya menerobos barisan petugas. Tak lama kemudian ada mahasiswa yang kesakitan terkena hantaman. "Bagaimana Pak Polisi kok malah memukul mahasiswa," ujar Syaiful. Saling dorong kembali berlanjut.

Melihat pengunjuk rasa mengarah brutal, Kasat IPP Pamekasan, AKP Rahwini, dan Kapolsek Tlanakan, AKP Sarpan, berusaha menenangkan mereka. Ketua STAIN, Maritul Qibtiyah Harun, mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa, karena pungutan dana praktikum itu keputusan pusat berdasar Keputusan Menteri Agama. "Maaf kami tidak mau berbicara panjang lebar lagi. Sudah kami jelaskan, STAIN Pamekasan tidak berhak mencabut kebijakan itu, kecuali pusat," ungkap Mariatul Qibtiyah. (st30)
Sumber: Surya, Thursday, 07 June 2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home