Investasi ke Pulau Garam Masih Seret

Misi besar pembangunan Jembatan Suramadu adalah menarik investor ke Pulau Madura. Namun, hingga Suramadu beroperasi selama enam bulan, arus investasi ke Pulau Garam masih seret. Pengembangan kawasan bisnis di kaki jembatan sisi Surabaya dan sisi Madura masih belum ada kejelasan karena rancangan (blueprint) tata ruang kawasan tersebut belum kunjung kelar. Dengan segala proses birokrasi, diperkirakan proyek investasi baru akan masuk Madura dua tahun lagi.

Deputi Bidang Pengendalian Badan Pelaksana Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) Agus Wahyudi mengakui, seretnya investasi masuk ke Madura karena proses pembuatan cetak biru kawasan Suramadu yang belum kunjung selesai. BPWS melakukan kordinasi antara Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan Pemda serta elemen masyarakat. ''Diharapkan pada akhir 2010 sudah selesai,'' ujarnya dalam pertemuan dengan stakeholder Jembatan Suramadu di Hotel Singgasana Surabaya kemarin. Dalam pertemuan tertutup itu hadir antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi (Bappeda) Jatim, pemerintah kabupaten/kota di Madura, elemen masyarakat seperti pemuka agama, serta beberapa investor.

Lamanya penyelesaian blue print tersebut diakui oleh Agus dikarenakan diperlukan perhitungan mendetil secara teknis untuk mengukur potensi, hambatan, maupun tantangan di Suramadu.

Salah satu investor yang tertarik untuk berinvestasi di Madura adalah PT Lamicitra Nusantara Tbk. Direktur Lamicitra Priyo Setya Budi dalam public expose perseroan mengakui sudah memiliki lahan (land bank) sekitar 400 hektare di Madura yang bisa dikembangkan untuk pelabuhan serta kawasan industri Madura Industrial Seaport City. ''Tapi belum tahu kapan akan dimulai. Mungkin bisa dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Masih banyak pertimbangan seperti aturan hingga pendanaan,'' ujarnya. (aan/kim)

Sumber: Jawa Pos, Jum'at, 11 Desember 2009

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home