Bandara Sumenep Masih Belum Layak
Harapan warga Madura, terutama di Sumenep, menikmati pengoperasian Bandara Trunojoyo secara maksimal, sepertinya sulit terwujud dalam waktu dekat. Sebab, hingga saat ini lapangan terbang yang mulai direvitalisasi itu masih banyak kekurangan fasilitas dan sarana prasarana.
Padahal, fasilitas dan sarana prasarana itu merupakan hal mutlak. Jika tidak segera dilengkapi, dikhawatirkan membahayakan keselamatan penerbangan yang bisa berakibat fatal.
Salah satunya jarak landasan pacu (runway). Hingga saat ini landasan pacu di Bandara Trunojoyo masih sangat terbatas. Yakni, tidak lebih dari 850x23 meter. Padahal, minimal untuk pengoperasian bandara dengan kelas terendah di atas 1.000 meter (1 km).
Hal ini dibenarkan oleh Kasatker Bandara Trunojoyo Sumenep Dodi Darma Cahyadi. Menurut dia, sejauh ini masih ada keterbatasan-keterbatasan terkait pengoperasian bandara. "Terutama, landasan pacu. Saat ini memang masih sangat kurang," katanya saat ditemui koran ini kemarin siang.
Dengan landasan pacu saat ini, maksimal pesawat terbang yang bisa landing hanya jenis Cassa 212. Yakni, sebuah pesawat penumpang maksimal 20 orang plus pilot dan awak.
Itu pun butuh keberanian untuk bisa landing di landasan pacu yang terbatas. Apalagi, sarana prasana pendukung lainnya belum ada. Padahal, jelas-jelas dibutuhkan untuk keselamatan penerbangan. Misalnya, alat keselamatan penerbangan (kespen), alat pertolongan kecelakaan penerbangan dan kebakaran penerbangan, dan sebagainya. "Peralatan untuk kespen itu memang vital," tandasnya.
Apakah dengan demikian Bandara Trunojoyo bisa dibilang belum layak? Dodi tidak bisa menjawab secara gamblang. Tapi, kata dia, untuk membangun bandara yang representatif memerlukan biaya.
"Jelas di sini (bandara Trunojoyo, Red) masih memerlukan banyak fasilitas. Hanya, memang mau tidak mau kita harus jalan. Sebab, kalau tidak selamanya akan sulit," paparnya.
Dodi menegaskan, saat ini yang paling vital dan sangat diperlukan adalah penambahan landasan pacu. Sebab, akan menjadi faktor utama dalam penerbangan untuk yang kelas paling kecil sekalipun.
Sebelumnya, Dishub Sumenep pernah mengatakan sedang diupayakan adanya penambahan landasan pacu. Pembangunannya menggunakan dana APBN. Sedangkan pembebasan lahannya menggunakan dana APBD.
Informasi yang berkembang, APBN akan mengeluarkan dana sekitar Rp 4 miliar untuk pembangunan perpanjangan landasan pacu. Sebab, runway yang ada belum memenuhi standar.
Sedangkan biaya pembebasan lahan dari APBD diperkirakan membutuhkan dana Rp 2,9 miliar. Anggaran itu sudah tercantum dalam APBD 2009. Kini tinggal menunggu kelanjutan dari rencana pemkab itu melalui dishub. (zid/mat)
Sumber: Catatan Anak Rantau, 26 Juni 2009
Labels: bandara trunojoyo, peristiwa
2 Comments:
tambah terus pembangunan madura terutama bandara trunojoyo-sumenep pasca peresmian suramadu,,....krn bandara merupakan asset penting utk keluar masuknya orang dan barang....
jadi memang berarti lambat pembebasan lahan dari pemkab sumenep....krn sekarang sudah bln agustus....jadi bisa2 danax kembali semua donk.....mana bisa pembangunan hanya beberapa bulan...???
oc,.rencana semua i2 bgz tpi kmbli lgi kpada pemimpin smnp gmn,.ap dy sanggup ap bla nnti bandara trunojoyo di buka dan jangan cuma ngomong az bukti yg perlu.,.kita nnti jga ikt bangga ap bla bandara trunojoyo d bka,sebagai turunan madura sumnp Q bangga.,!!TPI JANGAN NGOMONG AJA BUKTI ITU YANG PERLU,oC bozzz
Post a Comment
<< Home