Investor Siap Garap di Madura

Total Investasi Rp 1,7 Triliun

Sedikitnya 16 investor dipastikan mengantongi izin usaha di Pulau Madura, setelah Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) resmi dibuka pada 10 Juni 2009.
Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Jawa Timur Harry Soegiri menyatakan, dari 16 investor yang disetujui itu, sembilan di antaranya merupakan penanam modal asing (PMA).

“Mereka siap menanamkan modalnya di tiga kebupaten, yakni Bangkalan, Sumenep, dan Sampang, dengan total nilai investasi lebih dari Rp 1,7 triliun,” kata Harry, di Surabaya, Kamis (2/7).

Menurut dia, ketertarikan investor menanamkan modalnya tidak lain sebagai dampak tersambungnya jalur transportasi dari Pulau Madura ke Pulau Jawa. “Guna mendukung kelancaran investasinya, mereka berharap pada pemerintah untuk memperhatikan antara lain, infrastruktur pendukung, kemudahan perizinan di daerah, dukungan iklim investasi, keamanan, dan ketersediaan lahan,” kata Harry, seperti dirilis Antara.

Mereka juga berharap respons positif masyarakat sekitar, yang akan sangat membantu berkembangnya investasi. “Para investor, khususnya investor asing, sangat memahami keinginan banyak pihak termasuk pemerintah, agar berkembangnya dunia industri di Madura tidak mengusik kearifan budaya lokal. Mereka menjamin akan tetap menjaga budaya masyarakat Madura yang agamis dan religius,” katanya.

Ketua Dewan Pembangunan Madura Muhammad Zaini menambahkan, majunya pembangunan Madura nanti tetap pada jalur yang ditetapkan yakni, tidak mengusik budaya Madura yang religius dan kental dengan ajaran-ajaran agama Islam.
Karena itu, pihaknya sudah mengantisipasi dengan membuat kesepakatan antarsemua pihak, khususnya dengan bupati dan gubernur, agar membuat regulasi khusus.

Tunggu Pemerintah

Sementara itu, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) berharap, kaki jembatan Suramadu segera diwujudkan sebagai kawasan industri, mengingat potensinya cukup besar untuk menarik investor asing maupun dalam negeri.

“Tapi keputusannya masih menunggu pemerintah, karena pengelolaan jembatan Suramadu kini ditangani badan otorita BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu),” ujar Rudhy Wisaksono Dirut PT SIER, belum lama ini.

Menurut Rudhy, PT SIER dalam hal ini tidak ikut berinvestasi melainkan sebagai operator. “Kita belum tahu akan dilibatkan apa tidak, yang pasti jika dilibatkan bukan dalam hal pembangunannya namun hanya sebatas operator seperti selama ini,” katanya.

Wilayah yang potensial sebagai kawasan industri membentang sekitar 600 hektare di kaki Suramadu sisi Surabaya dan 600 hektare di sisi Madura. “Untuk pendanaan pengembangan kawasan itu bisa melalui pemerintah pusat, join venture, atau PT SIER sendiri,” imbuh Rudy. ame

Investor Asing (PMA):

  • Sumenep: PT Dwi Bina Utama (sektor perikanan), PT Miwon Mina Samudera, PT Aneka Boga Nusantara, dan PT Citra Wirajaya Bhakti (ketiganya makanan dan minuman), serta PT KPY Interprise Indonesia (industri kimia).

  • Bangkalan: PT Madura Guano Hanbai (perdagangan) dan PT Semen Madura (industri semen).

  • Pamekasan dan Sampang: PT Swissco Indonesia (transportasi laut domestik) dan PT Chenglong Petroleum Service (pertambangan minyak dan gas bumi, jasa penumpang, dan perdagangan impor).


Investor Dalam Negeri (PMDN):
  • Bangkalan: PT Adiluhung Saranasegara, PT Ben Santosa (keduanya industri pembuatan dan perbaikan kapal), dan PT Madura Investama (industri makanan dan air minum kemasan).

  • Sampan: PT Pembangunan Tambak Udang (pembibitan dan budi daya udang) dan PT Garam Persero (makanan dan industri garam).

  • Sumenep: PT Maxima Mutiara Indonesia (pembibitan dan budi daya mutiara), PT Karyadibya Mahardhika (pengolahan tembakau), dan PT Indogas Kriya Dwiguna (jasa penunjuang pertambangan minyak dan gas bumi).


Sumber: Surya, Jumat, 3 Juli 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home