Kawasan Suramadu Perlu 1.800 Ha Lahan

Badan Pengembangan Wilayah Suramadu menanggung tugas berat, yakni membebaskan tanah yang diperkirakan seluas 1.800 hektar, baik di sisi Surabaya maupun di kawasan Madura.

Ini menjadi berat karena harus diselesaikan dalam waktu setahun ke depan. ”Dalam pengelolaan pengembangan kawasan semacam ini, masalah terbesar adalah tanah,” ujar Kepala Badan Pengembangan Wilayah Suramadu Eddy Purwanto, seusai dilantik Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat (3/7).

Menurut Eddy, kawasan seluas 1.800 hektar (ha) tersebut tersebar di Madura dan Surabaya, masing- masing seluas 600 ha. Sebanyak 600 ha lainnya untuk pelabuhan peti kemas.

”Selain akan ada pelabuhan peti kemas di sisi Surabaya, kami juga akan membangun jalan di pantai utara dan selatan Madura. Kemudian ada beberapa jalan akses,” ujar mantan anggota BRR Aceh-Nias itu.

Masa kerja badan ini maksimum 5 tahun. Saat ini, ujar Eddy, pemerintah sudah menanamkan modal dalam bentuk pembangunan Jembatan Suramadu senilai Rp 4,5 triliun. Adapun dana yang diperlukan untuk membangun pelabuhan peti kemas diharapkan dari pihak swasta.

Enam tugas

Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa ada enam tugas pokok yang harus diselesaikan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu dalam setahun ke depan.

Pertama, menyusun rencana induk pengembangan wilayah yang harus disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah setempat.

Kedua, menyiapkan konsep kerja sama dengan badan usaha yang akan mengelola Jembatan Suramadu dan mempercepat pengalihan pada badan usaha tersebut.

Ketiga, menyusun rencana pengembangan wilayah, termasuk pembangunan peti kemasnya. Keempat, melakukan inventarisasi lahan.

Kelima, berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Madura. Keenam, melakukan sinkronisasi program lintas departemen dan badan usaha.

”Saya mengingatkan lagi sumpah yang sudah Saudara katakan. Jangan sampai muncul persepsi bahwa pengembangan wilayah Suramadu ini tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat Madura dan Suramadu,” tutur Sri Mulyani Indrawati. (OIN)

Sumber: Kompas, Sabtu, 4 Juli 2009

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home