Madura Endemis Flu Burung

Bangkalan, SINDO – Pengusaha unggas di Madura harus ekstra waspada dalam mengantisipasi masuknya virus flu burung ke pulau garam. Pasalnya,data Departemen Pertanian (Deptan), selama tiga tahun terakhir jumlah ayam yang terserang avian infulenza (AI) mencapai 1.800 ekor.

Kepala Badan Karantina Hewan Deptan Syukur Iwantoro mengatakan, empat kabupaten di Madura telah terindikasi endemis (daerah tertular) virus mematikan tersebut. Menurut dia, hal ini menjadi pertanda kalau Madura tidak aman dari penyebaran AI. ”Hemat kami, kemungkinan masuknya virus mematikan itu melalui pelabuhan tradisional. Sebab, pos karantina hewan di Pelabuhan Kamal hingga saat ini sudah efektif,” jelasnya seusai sosialisasi karantina hewan di Pendapa II Kab. Bangkalan, kemarin. Iwantoro melanjutkan, dibanding daerah lain, Madura masih tergolong relatif aman.

Selama tiga tahun terakhir, Madura masih terindikasi. ”Sedangkan di daerah lain sudah terinfeksi sejak empat tahun lalu,”katanya. Menurut dia, kondisi ini tidak lepas dari keberadaan pos karantina Kamal yang menjadi tempat pemeriksaan pertama bagi setiap unggas yang masuk ke Madura. Untuk mengantisipasi flu burung harus ada kebersamaan langkah antara pemerintah dan masyarakat. Kepala Dispertanak Bangkalan Setjabudi mengatakan, dibanding kabupaten lainnya di Madura,penyebaran flu burung di Bangkalan menempati rangking pertama.

Selama enam bulan terakhir terdapat ratusan ayam mati mendadak. Namun, tidak semua ayam tersebut mati terserang flu burung. ”Setelah kita tes ke laboratorium ada sebagian yang positif. Karena positif terjangkit flu burung, ayam-ayam itu langsung dimusnahkan,” katanya. Lebih lanjut, Budi memprediksi, virus ini terus meluas.

Mengingat pola penyebarannya berjalan secara sporadis dan cepat. Bahkan, selama bulan lalu sedikitnya lima kecamatan yakni, Kota, Geger, Burneh, Socah dan Labang telah tertular virus mematikan itu. Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan langkah antispasi merebaknya virus tersebut.

”Setelah hasil rapid test positif, kita segera melakukan tindakan SOP (standar operasional prosedur).Yakni, disinfeksi, pengandangan, isolasi, dan vaksinasi. Lalu, diikuti sosialisasi kepada masyarakat,” terang Budi. Dia menduga penularannya dari perdagangan unggas.”Bangkalan sudah menjadi daerah tertular (endemis). Mungkin saja ada unggas yang tertular, lalu dijual ke pasar.Apalagi,Bangkalan merupakan pintu masuk ke Madura ,”pungkasnya. (ahmad baidowi)

Sumber: Seputar Indonesia, 27/06/2007

0 Comments:

Post a Comment

<< Home