Kali Ketiga Dilanda Banjir
Untuk kali ketiga dalam dua pekan terakhir ini sebgaian wilayah di Kota Pamekasan dilanda banjir. Luapan air sungai menggenangi puluhan rumah di Desa Laden, Kelurahan Patemon, dan Parteker. Meluapnya air sungai setelah hujan mengguyur Kota Pamekasan sejak Senin malam (17/12). Lauapan air sungai itu masuk rumah warga setinggi 1 meter.
Sebelumnya, minggu pertama Desember banjir melanda daerah Gladak Anyar dan sekitarnya. Banjir akibat meluapnya Sungai Blumbungan. Air bah kembali melanda 15 Desember lalu. Sedangkan banjir kemarin melanda di kawasan kota bagian selatan. Kuat dugaan, banjir kali ini karena hujan merata di daerah selatan dan mengirim air lewat Sungai Se Majid dan Sungai Gerra Manjeng.
Berdasarkan pantauan koran ini, air menggenangi sebagian ruas jalan Kota Pamekasan, Desa Laden, Kelurahan Patemon, dan Parteker. Hujan deras sekitar tujuh jam mulai sore hingga malam hari (17/12) mengakibatkan ruas jalan di dalam kota terendam air. Diantaranya, Jl Kabupaten, Jl Bahagia, Jl Pintu Gerbang, Jl Segara, Jl R Abd Aziz, Jl Agussalim, Jl Jakatole, Jl PB Sudirman, Jl Pangeran Diponegoro, Jl Cokroatmojo, dan Jl Trunojoyo.
Sebagian wilayah Desa Laden dan Kelurahan Patemon juga terendam air. Sedikitnya 80 rumah di tiga lokasi tersebut digenangi air hingga pagi kemarin. Itu akibat Sungai Se Majid dan Gerra Manjeng meluap sampai meluber ke rumah warga. Banjir terparah terjadi di Desa Patemon (barat sungai) dan Laden. Dua lokasi ini menerima air aliran sungai Se Majid yang meluap.
Salah seorang korban banjir di Desa Patemon, Khusairi, mengatakan, banjir terjadi mulai pukul 01.00. Selain menerima kiriman air, listrik juga padam. Diduga, listrik sengaja dipadamkan karena hujan sangat deras. "Air masuk rumah sekitar 1 meter," katanya sambil menunjuk tembok rumahnya yang masih basah.
Menurut dia, banjir kali ini cukup parah dibanding dua banjir sebelumnya. Pria yang tinggal di dekat Sungai Se Majid ini mengakui bahwa hujan deras yang terjadi di minggu pertama dan kedua Desember ini tak sederas kemarin. Daerahnya yang dihuninya memang langganan banjir. "Tetapi banjir saat ini (kemarin) kami rasa cukup parah," katanya di Kelurahan Patemon kemarin.
Sedangkan banjir di Desa Laden, menurut Halim, diduga akibat sampah yang menyumbat kanal air. Luapan air kanal yang dikirim air sungai Se Majid pun masuk ke rumah penduduk. Tak hanya rumah warga terendam banjir, lahan pekuburan juga tergenang. "Lihat makam itu kebanjiran juga," katanya sambil menunjuk taman pemakaman umum yang terendam.
Sementara anggota Komisi D DPRD Pamekasan, Khairul Kalam, mengatakan, berdasarkan identifikasi masalah, hasil kunjungan dewan ke lapangan menemukan beberapa sebab terjadinya banjir. Antara lain, menyempitnya saluran air baik karena longsor maupun tumpukan sampah, air yang datang melebihi kapasitas tampung kanal atau sungai, dan hilangnya daya serap tanah akibat pori-pori bumi tertutup beton atau aspal. "Semua temuan dewan kami rekomendasi ke pemkab," tegasnya.
Bupati Achmad Syafii mengakui telah menerima rekomendasi dari dewan. Pihaknya juga turun tangan untuk membantu sebisa mungkin. Dia minta dinas terkaitnya mengecek ke lapangan. Sebab, memungkinkan banjir akibat faktor lain. Misalnya, karena kurang maksimalnya konstruksi kanal. "Kami selalu turun memberi perhatian," katanya. (abe)
Sumber: Jawa Pos, Rabu, 19 Des 2007
0 Comments:
Post a Comment
<< Home