Kepulauan Tolak OPM
Sumenep, Jawa Pos - Beras untuk keluarga misin (raskin), tampaknya paling tepat dijadikan senjata untuk mengintervensi harga beras di pasaran. Indikasinya, sedikitnya tiga kecamatan di kepulauan menolak pelaksanaan operasi pasar murah (OPM) beras murah.
Ketiga kecamatan kepulauan yang menolak OPM itu adalah Kecamatan Ra’as, Arjasa, dan Masalembu. Rupanya, ketiga kecamatan tersebut telah menebus raskin dan telah mendistribusikan kepada masyarakat luas.
Itu pantas saja terjadi, karena harga raskin dijual lebih murah, yaitu Rp 1.000 per kg. Sedangkan harga beras OPM sebesar Rp 3.700 per kg. Apalagi, tiap bulannya raskin yang dikucurkan ke sejumlah daerah pada tahun ini lebih besar dari OPM yang dikeluarkan Dolog.
Itu diungkapkan Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep Drs Moh. Sadik kepada sejumlah wartawan kemarin. Sebenarnya, kata dia, ketiga kecamatan itu bukan menolak OPM begitu saja. "Mereka hanya khawatir, jika pemkab menggelar OPM di pulau, kemungkinan beras murah itu tidak akan terbeli. Sebab, masyarakat telah membeli raskin dengan harga yang jauh lebih murah, sedangkan kualitasnya sama dengan beras OPM," ujarnya.
Penolakan beras OPM itu, rupanya menimbulkan persoalan baru bagi pemkab, terutama untuk Kecamatan Raas. Sebab, beras OPM untuk kecamatan itu telah tiba di lokasi. Sementara untuk mengangkut lagi ke Sumenep daratan dibutuhkan biaya transportasi yang tidak sedikit.
"Kami akan mencari solusi untuk mengalihkan OPM ke kepulauan terdekat, seperti Kecamatan Gayam dan Nong-Gunong. Apalagi, di Gayam Raskin masih belum ditebus, katanya.
Sadik menambahkan, OPM beras yang belum dikirim ke daerah-daerah, akan tetap disimpan di gudang dolog. "Sewaktu-waktu kita akan keluarkan jika ada daerah yang membutuhkan," ungkapnya. (zr)
Sumber: Jawa Pos, Rabu, 07 Mar 2007
0 Comments:
Post a Comment
<< Home